Tanggal Rilis | : | 1 November 2013 |
Ukuran File | : | 0.8 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan Oktober 2013, menunjukkan bahwa 39 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,25 persen dengan IHK 153,62 dan terendah di Samarinda 0,04 persen dengan IHK 159,33. Sementara itu,deflasi tertinggi terjadi di Ambon -3,82 persen dengan IHK 150,07 dan terendah di Watampone -0,02 persen dengan IHK 159,20. Dengan inflasi sebesar 0,36 persen dan IHK 146,15 Mamuju menempati urutan ke-22 tertinggi dari 39 kota yang mengalami inflasi.
Mamuju mengalami inflasi tahun kalender (Desember 2012 – Oktober 2013) sebesar 5,72 persen dan laju inflasi “year on year” (Oktober 2012 – Oktober 2013) sebesar 6,47 persen.
Indonesia pada bulan Oktober 2013 mengalami inflasi sebesar 0,09 persen, dengan IHK 145,87. Laju inflasi tahun kalender Indonesia (Desember 2012 – September 2013) sebesar 7,66 persen dan laju inflasi “year on year” ” (September 2012 – September 2013) sebesar 8,49 persen.
Inflasi di Mamuju pada Oktober 2013 terutama disebabkan oleh peningkatan indeks harga konsumen pada enam kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 0,60 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,69 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,20 persen, kelompok kesehatan 0,76 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,14 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan angka indeks adalah kelompok sandang -0,30 sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan angka indeks.
Peningkatan indeks harga pada kelompok bahan makanan, disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada sub kelompok kacang-kacangan, yaitu sebesar 3,99 persen.
Komoditi yang dominan memberi andil inflasi adalah: cabe merah 0,14 persen, makanan ringan/ snack 0,09 persen, ikan cakalang dan apel 0,05 persen, tomat sayur dan ikan bandeng 0,03 persen. Sementara komoditi yang menahan laju inflasi adalah bawang merah -0,12 persen, beras dan tomat buah -0,04 persen, telur ayam ras, minyak kelapa dan emas perhiasan masing-masing-0,03 persen.