Tanggal Rilis | : | 1 Agustus 2013 |
Ukuran File | : | 0.92 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan Juli 2013, menunjukkan bahwa seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 6,04 persen dengan IHK 147,05 dan terendah di Singkawang 1,36 persen dengan IHK 146,30. Dengan inflasi sebesar 2,42 persen dan IHK 144,19, Mamuju menempati urutan ke-55 tertinggi dari 66 kota yang mengalami inflasi.
Mamuju mengalami inflasi tahun kalender (Desember 2012 – Juli 2013) sebesar 4,30 persen dan laju inflasi “year on year” (Juli 2012 – Juli 2013) sebesar 5,40 persen.
Indonesia pada bulan Juli 2013 mengalami inflasi sebesar 3,29 persen, dengan IHK 144,63. Laju inflasi tahun kalender Indonesia (Desember 2012 – Juli 2013) sebesar 6,75 persen dan laju inflasi “year on year” ” (Juli 2012 – Juli 2013) sebesar 8,61 persen.
Inflasi di Mamuju pada Juli 2013 terutama disebabkan oleh peningkatan indeks harga konsumen pada enam kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 6,04 persen, kelompok bahan makanan 3,70 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,26 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,81 persen, kelompok kesehatan 0,76 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,37 persen, sedangkan kelompok sandang mengalami penurunan sebesar -0,42 persen.
Peningkatan indeks harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan, disebabkan oleh peningkatan indeks harga yang cukup signifikan pada sub kelompok transpor, yaitu sebesar 8,40 persen.
Komoditi yang dominan memberi andil inflasi adalah: bensin 0,68 persen, bawang merah 0,25 persen, telur ayam ras dan pisang masing-masing 0,16 persen, angkutan antar kota 0,14 persen, rokok kretek filter 0,13 persen, batu bata/batu tela dan daging ayam ras masing-masing 0,08 persen, angkutan udara, beras dan apel masing-masing 0,06 persen, ikan cakalang 0,05 persen, bahan bakar rumah tangga 0,04 persen, ayam hidup, ikan layang, kontrak rumah, kayu balokan dan rokok putih masing-masing 0,03 persen, serta daging sapi, mobil, angkutan dalam kota, sepeda motor, kol putih/kubis, gado-gado, ikan tongkol, mie dan jeruk masing-masing 0,02 persen. Sementara itu, komoditi yang dominan menekan laju inflasi adalah: bawang putih -0,06 persen, emas perhiasan 0,05 persen, serta sabun detergen bubuk, cabe rawit, kacang tanah, dan wortel masing-masing -0,01 persen.