Tanggal Rilis | : | 3 Juni 2013 |
Ukuran File | : | 0.74 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan Mei 2013, menunjukkan bahwa 23 kota mengalami inflasi dan 43 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 2,25 persen dengan IHK 144,68 dan terendah di Bogor 0,01 persen dengan IHK 138,61, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Mataram -1,03 persen dengan IHK 151,24 dan terendah di Pekan Baru -0,01 persen dengan IHK 137,63. Dengan inflasi sebesar 0,45 persen dan IHK 140,17, Mamuju menempati urutan ke-12 tertinggi dari kota-kota yang mengalami inflasi.
Mamuju mengalami inflasi tahun kalender (Desember 2012 – Mei 2013) sebesar 1,40 persen dan laju inflasi “year on year” (Mei 2012 – Mei 2013) sebesar 4,33 persen.
Indonesia pada bulan Mei 2013 mengalami deflasi sebesar 0,03 persen, dengan IHK 138,60. Laju inflasi tahun kalender Indonesia (Desember 2012 – Mei 2013) sebesar 2,30 persen dan laju inflasi “year on year” ” (Mei 2012 – Mei 2013) sebesar 5,47 persen.
Inflasi di Mamuju pada Mei 2013 terutama disebabkan oleh peningkatan indeks harga konsumen pada tiga kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 2,24 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,82 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,18 persen, sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok sandang masing-masing mengalami penurunan sebesar -0,53 persen dan -0,43 persen. Sementara itu, enam kelompok kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks harga.
Peningkatan indeks harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, disebabkan oleh peningkatan indeks pada seluruh sub kelompok, yaitu: sub kelompok makanan jadi 1,81 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol 1,57 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 3,34 persen.
Komoditi yang dominan memberi andil inflasi adalah: rokok kretek filter 0,10 persen, tarif listrik 0,08 persen, cabe merah 0,07 persen, kontrak rumah 0,06 persen, ikan cakalang dan rokok putih masing-masing 0,05 persen, ikan bakar 0,04 persen, rokok kretek, sewa rumah, gado-gado, wortel, mie dan sop masing-masing 0,03 persen, dan gula pasir, nasi, pisang, sepeda motor, ikan layang dan tomat sayur masing-masing 0,02 persen. Sementara itu, komoditi yang dominan menekan laju inflasi adalah: bawang putih -0,18 persen, bawang merah -0,09 persen, emas perhiasan -0,05 persen, cabe rawit -0,04 persen, tomat buah -0,03 persen dan ayam hidup -0,02 persen.