Tanggal Rilis | : | 17 Oktober 2010 |
Ukuran File | : | 3.06 MB |
Abstraksi
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2010 INFLASI MAMUJU 0,23 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan September 2010, terdapat 57 kota mengalami inflasi dan 9 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan 1,80 persen dengan IHK 139,74 dan terendah di Batam 0,03 persen dengan IHK 118,32, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe 1,28 persen dengan IHK 121,18 dan terendah di Medan 0,20 persen dengan IHK 122,38. Sementara itu, dengan inflasi sebesar 0,23 persen dan IHK 125,07 Mamuju menempati urutan ke-47 diantara kota-kota yang mengalami inflasi. Laju inflasi Kota Mamuju tahun 2010 (Desember 2009 – September 2010) sebesar 3,05 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2009 – September 2010) sebesar 3,69 persen. Sementara itu untuk skala Nasional, pada bulan September 2010 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,44 persen, dengan IHK 123,21. Laju inflasi Indonesia tahun 2010 (Desember 2009 – September 2010) sebesar 5,28 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2009 – September 2010) adalah 5,80 persen. Inflasi di Mamuju pada September 2010 secara umum disebabkan oleh peningkatan indeks harga konsumen pada lima kelompok barang dan jasa berikut: kelompok bahan makanan 0,36 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,06 persen; kelompok sandang 0,49 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,52 persen. Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau turun 0,01 persen, sedangkan kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan indeks harga. Peningkatan yang signifikan pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok transpor sebesar 0,09 persen. Sedangkan peningkatan yang juga signifikan pada kelompok bahan makanan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya dan sub kelompok bumbu-bumbuan masing-masing sebesar 0,15 persen, 0,08 persen dan 0,07 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah: daging ayam ras 0,13 persen, cabe merah 0,08 persen, angkutan antar kota 0,06 persen, mesin cuci dan beras masing-masing 0,05 persen, tempe 0,04 persen, cabe rawit, angkutan udara dan tahu mentah masing-masing 0,03 persen, mie kering instant 0,02 persen, serta daging sapi, emas perhiasan, kelapa, sawi hijau, sabun detergen bubuk, daun kacang panjang muda, daun singkong, ayam hidup, ikan segar kembung/gembung, bawang putih dan piring masing-masing 0,01 persen. Sementara itu, komoditi yang memberikan sumbangan inflasi namun bernilai negatif adalah: bawang merah -0,05 persen, bahan bakar rumah tangga -0,04 persen, ikan segar tongkol, bayam, ikan segar cakalang, udang basah dan kacang panjang masing-masing -0,03 persen, serta ikan segar layang, kangkung dan ikan segar bandeng masing-masing -0,02 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 33/10/76/Th. IV, 1 Oktober 2010 1