Tanggal Rilis | : | 16 Mei 2010 |
Ukuran File | : | 0.81 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan April 2010, terdapat 21 kota yang mengalami deflasi dan 45 kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tarakan 2,08 persen dengan IHK 132,38 dan terendah di Jambi 0,02 persen dengan IHK 119,32, sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 2,04 persen dengan IHK 134,03 dan terendah di Palembang 0,01 persen dengan IHK 118,76. Sementara itu, dengan deflasi sebesar 1,14 persen dan IHK 120,99 Mamuju menempati urutan ke-3 diantara kota-kota yang mengalami deflasi. Laju inflasi Kota Mamuju tahun 2010 (Desember 2009 – April 2010) sebesar -0,31 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (April 2009 – April 2010) sebesar 1,70 persen. Sementara itu untuk skala Nasional, pada bulan April 2010 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, dengan IHK 118,37. Laju inflasi Indonesia tahun 2010 (Desember 2009 – April 2010) sebesar 1,15 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (April 2009 – April 2010) adalah 3,91 persen. Deflasi di Mamuju pada April 2010 secara umum disebabkan oleh penurunan indeks harga konsumen pada empat kelompok barang dan jasa berikut: kelompok bahan makanan -3,92 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau -0,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,10 persen; serta kelompok kesehatan -0,19. Sementara itu kelompok sandang, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami peningkatan indeks harga konsumen masing-masing sebesar 0,18 persen, 0,04 persen, dan 0,01 persen. Penurunan yang signifikan pada kelompok bahan makanan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi bernilai negatif pada sub kelompok ikan segar dan sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya yaitu masing-masing sebesar -0,47 persen dan -0,44 persen. Sedangkan penurunan yang terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau diakibatkan oleh besarnya andil inflasi bernilai negatif pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol yaitu sebesar -0,11 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah: kangkung 0,18 persen, ikan segar bandeng 0,08 persen, bawang putih dan rokok kretek masing-masing 0,03 persen serta jagung muda, jeruk nipis/limau dan ikan segar katamba masing-masing 0,02 persen. Sementara itu, komoditi yang memberikan sumbangan inflasi namun bernilai negatif adalah: beras -0,43 persen, ikan segar cakalang -0,29 persen, gula pasir -0,11 persen, bayam dan ikan segar tongkol masing-masing -0,10 persen, ikan segar layang -0,08 persen, minyak kelapa dan kacang panjang masing-masing -0,06 persen, udang basah -0,05 persen, cumi-cumi dan telur ayam ras masing-masing -0,04 persen, cabe rawit -0,03 persen serta ayam hidup, jeruk dan gula merah masing-masing -0,02 persen.