Tanggal Rilis | : | 22 Agustus 2010 |
Ukuran File | : | 0.74 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan Juli 2010, ternyata seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bengkulu 3,03 persen dengan IHK 128,01 dan terendah di Tanjung Pinang 0,12 persen dengan IHK 122,02. Sementara itu, dengan inflasi sebesar 0,57 persen dan IHK 123,83 Mamuju menempati urutan ke-64. Laju inflasi Kota Mamuju tahun 2010 (Desember 2009 – Juli 2010) sebesar 2,03 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Juli 2009 – Juli 2010) sebesar 4,33 persen. Sementara itu untuk skala Nasional, pada bulan Juli 2010 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 1,57 persen, dengan IHK 121,74. Laju inflasi Indonesia tahun 2010 (Desember 2009 – Juli 2010) sebesar 4,02 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Juli 2009 – Juli 2010) adalah 6,22 persen. Inflasi di Mamuju pada Juli 2010 secara umum disebabkan oleh peningkatan indeks harga konsumen pada lima kelompok barang dan jasa berikut: kelompok bahan makanan 1,89 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,32 persen; kelompok sandang 0,06 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,27 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,30 persen. Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok kesehatan masing-masing mengalami penurunan 0,29 persen dan 0,05 persen. Peningkatan yang signifikan pada kelompok bahan makanan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok bumbu-bumbuan dan sub kelompok ikan segar yaitu masing-masing sebesar 0,57 persen dan 0,22 persen. Sedangkan peningkatan yang juga cukup signifikan pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol yaitu sebesar 1,66 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah: bawang putih 0,26 persen, cabe merah 0,16 persen, ikan segar katamba 0,13 persen, telur ayam ras 0,09 persen, bawang merah 0,08 persen, ikan segar bandeng 0,06 persen, gula pasir, jasa perpanjangan STNK dan ikan segar layang masing-masing 0,05 persen, cabe rawit 0,04 persen, tomat sayur 0,03 persen, beras, daging ayam ras, gula merah, asam, ikan segar tongkol dan kol putih/kubis masing-masing 0,02 persen, serta martabak, teri basah, udang basah, kentang, daun kacang panjang muda, sepatu pria dan tas sekolah masing-masing 0,01 persen. Sementara itu, komoditi yang memberikan sumbangan inflasi namun bernilai negatif adalah: kangkung -0,16 persen, bayam -0,14 persen, minyak kelapa -0,08 persen, ikan segar cakalang -0,05 persen, nangka muda, seng dan kacang panjang masing-masing -0,03 persen, serta semen -0,02 persen.