Tanggal Rilis | : | 19 September 2010 |
Ukuran File | : | 0.69 MB |
Abstraksi
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2010 INFLASI MAMUJU 0,77 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan Agustus 2010, terdapat 57 kota mengalami inflasi dan 9 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gorontalo 3,75 persen dengan IHK 126,20 dan terendah di Mataram 0,05 persen dengan IHK 129,02, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Pematang Siantar 0,75 persen dengan IHK 121,94 dan terendah di Sibolga 0,02 persen dengan IHK 124,96. Sementara itu, dengan inflasi sebesar 0,77 persen dan IHK 124,78 Mamuju menempati urutan ke-29 diantara kota-kota yang mengalami inflasi. Laju inflasi Kota Mamuju tahun 2010 (Desember 2009 – Agustus 2010) sebesar 2,81 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Agustus 2009 – Agustus 2010) sebesar 4,51 persen. Sementara itu untuk skala Nasional, pada bulan Agustus 2010 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,76 persen, dengan IHK 122,67. Laju inflasi Indonesia tahun 2010 (Desember 2009 – Agustus 2010) sebesar 4,82 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Agustus 2009 – Agustus 2010) adalah 6,44 persen. Inflasi di Mamuju pada Agustus 2010 secara umum disebabkan oleh peningkatan indeks harga konsumen pada empat kelompok barang dan jasa berikut: kelompok bahan makanan 1,75 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,44 persen; kelompok kesehatan 0,40 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen. Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing mengalami penurunan 0,01 persen, 0,31 persen dan 0,81 persen.; Peningkatan yang signifikan pada kelompok bahan makanan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok sayur,sayuran, sub kelompok bumbu-bumbuan dan sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya yaitu masing-masing sebesar 0,37 persen, 0,23 persen dan 0,20 persen. Sedangkan peningkatan yang juga cukup signifikan pada kelompok kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air yaitu sebesar 6,69 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah: tarip listrik 0,23 persen, kangkung, 0,21 persen, beras dan kacang panjang masing-masing 0,19 persen, cabe rawit 0,16 persen, cabe merah 0,11 persen, ikan segar bandeng dan bahan bakar rumah tangga masing-masing 0,07 persen, sewa rumah 0,05 persen, daging ayam ras, 0,04 persen serta ayam hidup dan telur ayam ras masing-masing 0,02 persen. Sementara itu, komoditi yang memberikan sumbangan inflasi namun bernilai negatif adalah: ikan segar cakalng -0,28 persen, ikan segar layang -0,17 persen, bayam, -0,08 persen, ikan segar tongkol -0,05 persen, bawang merah dan televisi berwarna -0,03 persen serta emas perhiasan dan bawang putih masing-masing -0,02 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 30/09/76/Th. IV, 1 September 2010 1