NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2010 SULAWESI BARAT 105,43

 Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Agustus 2010 sebesar 105,43 naik 0,05 persen dibandingkan NTP Juli 2010 yang sebesar 105,37. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat 91,58 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P); 84,92 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H); 129,67 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R); 112,15 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T) dan 108,83 untuk Subsektor Perikanan (NTN).  Hasil pemantauan harga konsumen pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan di Sulawesi Barat pada Agustus 2010 sebesar 1,62 persen, yang secara umum dikarenakan adanya kenaikan indeks harga pada tujuh kelompok pengeluaran, yang cukup signifikan yaitu kelompok bahan makanan 2.46 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,93 persen, kelompok perumahan 1,43 persen, kelompok sandang 0,12 persen, kelompok kesehatan 0,97 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga 0,07 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi 0,69 persen.  Inflasi di daerah pedesaan terjadi diseluruh provinsi termasuk Sulawesi Barat, tertinggi di Sulawesi Tenggara 2,08 persen dan terendah di Kalimantan Timur dengan 0,13 persen.  Untuk skala nasional, NTP Bulan Agustus 2010 sebesar 101,82 dan mengalami inflasi pedesaan sebesar 0,85 Persen. NTP Sulawesi Barat tercatat masih lebih tinggi dibandingkan NTP nasional, hal yang sama terjadi pada inflasi pedesaan Sulawesi Barat lebih tinggi dibandingkan inflasi pedesaan nasional. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.