Tanggal Rilis | : | 21 Desember 2008 |
Ukuran File | : | 0.52 MB |
Abstraksi
; Pada bulan Oktober 2008, NTP Provinsi Sulawesi Barat sebesar 102,05 mengalami penurunan sebesar 2,35 persen bila dibandingkan NTP bulan September 2008 yang mencapai 104,50. Sedangkan NTP menurut subsektor tercatat sebesar 90,56 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P), 90,60 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 123,47 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R), 103,91 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T) dan 104,85 untuk Subsektor Perikanan (NTN). ; Selain penghitungan NTP dilakukan pula penghitungan inflasi pedesaan. Dari 32 Provinsi yang tercakup dalam penghitungan NTP tercatat 5 provinsi mengalami deflasi, tertingi Gorontalo (-0,64%) dan terendah Sumatera Selatan (-0,02%). Sedangkan 27 provinsi lainnya mengalami inflasi, yang tertinggi adalah Sulawesi Tenggara sebesar 2,34 persen dan terendah adalah DI Yogyakarta sebesar 0,07 persen. Sulawesi Barat dengan inflasi sebesar 0,60 persen menempati urutan ke-11 diantara provinsi-provinsi yang mengalami inflasi di daerah pedesaan. ; Pada bulan Oktober 2008, terjadinya inflasi daerah pedesaan di Provinsi Sulawesi Barat diakibatkan oleh kenaikan indeks harga beberapa kelompok pengeluaran, sebagai berikut : bahan makanan (0,68%); makanan jadi, minuman dan rokok (-0,17%); perumahan (1,41%); sandang (1,34%); kesehatan (0,42%); pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,30%); serta transportasi dan komunikasi (0,76%). Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk