Tanggal Rilis | : | 6 November 2013 |
Ukuran File | : | 0.66 MB |
Abstraksi
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat pada triwulan III tahun 2013 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (q-to-q) tumbuh negatif sebesar 0,72 persen (q to q), sedangkan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2012 (y on y) maka perekonomian di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan sebesar 6,58 persen. Atau apabila diakumulasikan PDRB atas dasar harga konstan dari triwulan I-III tahun 2012 dibandingkan dengan akumulasi triwulan yang sama tahun 2012 (c to c), maka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat mencapai kisaran 7,01 persen.
Capaian Besaran PDRB atas dasar harga berlaku Sulawesi Barat pada triwulan III tahun 2013 sebesar Rp. 4.023,94 milyar sementara atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp.1.506,07 milyar.
Berdasarkan pertumbuhan q-to-q, sektor pertanian mengalami pergerakan yang mengikuti pola siklus tahunan dimana pada triwulan III tahun ini terjadi transisi antara musim kemarau dan penghujan sehingga pertumbuhannya terkontraksi hingga 7,73 persen. Akan tetapi sektor lainnya mengalami pertumbuhan yang lebih baik/positif. Pertumbuhan q to q tertinggi terjadi di sektor bangunan yang sebesar 22,10 persen.
Jika berdasarkan y on y, sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh paling cepat sebesar 16,01 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 10,36 persen dan 9,81 persen.
Sementara berdasarkan c to c, semua sektor mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 13,29 persen, sedangkan sektor pertanian bergerak paling lambat pada kecepatan 4,76 persen.
Dari sisi penggunaan terlihat bahwa perekonomian Sulawesi Barat sebagian besar terserap untuk keperluan konsumsi. Pada triwulan III tahun 2013 konsumsi rumah tangga berkontribusi paling besar dalam menciptakan PDRB Sulawesi Barat, sekitar 63,78 persen. Sedangkan untuk investasi mendapat alokasi sebesar 12,59 persen.
Pertumbuhan PDRB menurut penggunaan q to q, terlihat bahwa investasi meningkat tajam sebesar 9,34 persen. Sedangkan postur utama perekonomian Sulawesi Barat, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sekitar 1,93 persen. Pada periode yang sama, konsumsi pemerintah tumbuh 7,43 persen yang juga sejalan dengan impor barang dan jasa dengan pertumbuhan hingga 2,68 persen.
Sementara itu, neraca perdagangan Sulawesi Barat pada triwulan III tahun 2013 mengalami defisit sebesar 202,11 miliar rupiah. Jumlah ini lebih tinggi dari triwulan II tahun 2013 (q to q) yang sebesar 163,84 miliar rupiah.
Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat berada pada urutan ke 8 baik secara (y on y) maupun (c to c).