Tanggal Rilis | : | 1 Oktober 2013 |
Ukuran File | : | 0.65 MB |
Abstraksi
Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat September 2013 sebesar 103,26 meningkat 0,28 persen dibandingkan NTP Agustus 2013 yang sebesar 102,97. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 82,44; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 88,70; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 133,48; Subsektor Peternakan (NTP-T) 113,38; dan Subsektor Perikanan (NTN) 105,69.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya deflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada September 2013 sebesar 0,06 persen, yang secara umum dipicu oleh turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,43 persen. Sementara enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi, dimana kelompok pengeluaran makanan jadi sebesar 0,13 persen, kelompok pengeluaran perumahan 0,16 persen, kelompok pengeluaran sandang 0,46 persen, kelompok pengeluaran kesehatan 0,46 persen, kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,76 persen, dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi 0,62 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 16 provinsi, tertinggi di Kalimantan Barat 0,49 persen dan terendah di Papua Barat 0,01 persen. Sementara itu, deflasi terjadi di 16 provinsi, tertinggi di Gorontalo -0,50 persen dan terendah di Bali -0,03 persen. Sulawesi Barat yang mengalami deflasi sebesar 0,06 persen, menempati urutan ke-13 dari 16 provinsi provinsi yang mengalami deflasi.
Untuk skala nasional, NTP bulan September 2013 sebesar 104,56 dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,08 persen.