Tanggal Rilis | : | 21 Maret 2010 |
Ukuran File | : | 0.8 MB |
Abstraksi
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 2010 INFLASI MAMUJU 0,86 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan Oktober 2010, terdapat 32 kota mengalami inflasi dan 34 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Batam 1,02 persen dengan IHK 119,53 dan terendah di Ternate 0,01 persen dengan IHK 124,12, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu 1,84 persen dengan IHK 125,86 dan terendah di Sibolga 0,01 persen dengan IHK 125,15. Sementara itu, dengan inflasi sebesar 0,86 persen dan IHK 126,14 Mamuju menempati urutan ke-3 diantara kota-kota yang mengalami inflasi. Laju inflasi Kota Mamuju tahun 2010 (Desember 2009 – Oktober 2010) sebesar 3,93 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Oktober 2009 – Oktober 2010) sebesar 4,88 persen. Sementara itu, Indonesia pada bulan Oktober 2010 mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, dengan IHK 123,29. Laju inflasi Indonesia tahun 2010 (Desember 2009 – Oktober 2010) sebesar 5,35 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Oktober 2009 – Oktober 2010) adalah 5,67 persen. Inflasi di Mamuju pada Oktober 2010 secara umum disebabkan oleh peningkatan indeks harga konsumen pada lima kelompok barang dan jasa berikut: kelompok bahan makanan 2,97 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,59 persen; kelompok sandang 0,68 persen; kelompok kesehatan 0,69 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen. Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing turun 0,04 persen dan 0,96 persen. Peningkatan yang signifikan pada kelompok bahan makanan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok ikan segar, sub kelompok bumbu-bumbuan dan sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya masing-masing sebesar 0,75 persen, 0,10 persen dan 0,09 persen. Sedangkan peningkatan yang juga signifikan pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,11 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah: beras 0,09 persen, ikan segar layang 0,65 persen, udang basah 0,04 persen, ikan segar katamba 0,03 persen, ikan segar tongkol dan ikan segar bandeng masing-masing 0,02 persen, kangkung 0,20 persen, nangka muda 0,02 persen, jeruk nipis/limau 0,08 persen, bawang putih 0,05 persen, cabe rawit 0,04 persen, kontrak rumah 0,11 persen, sewa rumah 0,02 persen, lemari pakaian 0,02 persen, emas perhiasan 0,04 persen dan shampo 0,02 persen. Sementara itu, komoditi yang memberikan sumbangan bernilai negatif adalah: ayam hidup -0,05 persen, daging ayam ras -0,03 persen, ikan segar cakalang -0,02 persen, tomat sayur -0,10 persen, bayam -0,09 persen, kacang panjang -0,04 persen, kentang -0,02 persen, cabe merah -0,06 persen, tomat buah -0,02 persen, semen -0,02 persen, angkutan antar kota dan mobil masing-masing -0,05 persen, sepeda motor -0,04 persen dan angkutan udara -0,03 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 36/11/76/Th. IV, 1 November 2010 1