Tanggal Rilis | : | 18 April 2010 |
Ukuran File | : | 0.69 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan Maret 2010, terdapat 47 kota yang mengalami deflasi dan 19 kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga 0,96 persen dengan IHK 118,81 dan terendah di Jambi 0,05 persen dengan IHK 119,34, sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Singkawang 1,70 persen dengan IHK 122,08 dan terendah di Kendari 0,01 persen dengan IHK 122,60. Sementara itu, dengan deflasi sebesar 0,39 persen dan IHK 122,39 Mamuju menempati urutan ke-17 diantara kota-kota yang mengalami deflasi. Laju inflasi Kota Mamuju tahun 2010 (Desember 2009 – Maret 2010) sebesar 0,84 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2009 – Maret 2010) sebesar 3,00 persen. Sementara itu untuk skala Nasional, pada bulan Maret 2010 di Indonesia terjadi deflasi sebesar 0,14 persen, dengan IHK 118,19. Laju inflasi Indonesia tahun 2010 (Desember 2009 – Maret 2010) sebesar 0,99 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2009 – Maret 2010) adalah 3,43 persen. Deflasi di Mamuju pada Maret 2010 secara umum disebabkan oleh penurunan indeks harga konsumen pada tiga kelompok barang dan jasa berikut: kelompok bahan makanan -1,83 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau -0,01 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga -0,08 persen. Sementara itu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok kesehatan dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami peningkatan indeks harga konsumen masing-masing sebesar 0,31 persen, 0,20 persen, 0,19 persen dan 0,10 persen. Penurunan yang signifikan pada kelompok bahan makanan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi bernilai negatif pada sub kelompok ikan segar dan sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya yaitu masing-masing sebesar -0,43 persen dan -0,10 persen. Sedangkan penurunan yang terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau diakibatkan oleh besarnya andil inflasi bernilai negatif pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol yaitu sebesar -0,52 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah: ikan segar katamba 0,14 persen, bayam 0,12 persen, cabe rawit 0,06 persen, udang basah dan telur ayam ras masing-masing 0,04 persen, serta batu dan pisang masing-masing 0,03 persen, serta jagung muda, kayu balokan, sewa rumah dan pemeliharaan/service kendaraan masing-masing 0,02 persen. Sementara itu, komoditi yang memberikan sumbangan inflasi namun bernilai negatif adalah: ikan segar layang -0,25 persen, ikan segar cakalang -0,15 persen, ikan segar tongkol -0,11 persen, beras -0,10 persen, ikan segar bandeng -0,09 persen, cabe merah -0,07 persen, tomat sayur, kentang dan wortel masing-masing -0,04 persen, serta kangkung, gula pasir dan kelapa masing-masing -0,02 persen