Tanggal Rilis | : | 22 November 2009 |
Ukuran File | : | 6.03 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan Oktober 2009, terdapat 45 kota yang mengalami inflasi dan 21 kota lainnya mengalami deflasi. Mamuju mengalami deflasi sebesar 0,29 persen dengan IHK 120,27 dan menempati urutan ke-13 dari kota-kota yang mengalami deflasi. Deflasi tertinggi di Banda Aceh sebesar 1,30 persen dengan IHK 117,32 dan terendah di Madiun 0,02 persen dengan IHK 120,06. Sementara itu, Inflasi tertinggi terjadi di Padang 1,78 persen dengan IHK 119,82 dan terendah di Depok 0,05 persen dengan IHK 115,49. Laju inflasi Kota Mamuju tahun 2009 (Desember 2008 – Oktober 2009) sebesar 0,86 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Oktober 2008 – Oktober 2009) sebesar 2,15 persen. Sementara itu untuk skala Nasional, pada bulan Oktober 2009 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,19 persen, dengan IHK 116,68. Laju inflasi Indonesia tahun 2009 (Desember 2008 – Oktober 2009) sebesar 2,48 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Oktober 2008 – Oktober 2009) sebesar 2,57 persen. Deflasi di Mamuju pada Oktober 2009 secara umum disebabkan oleh penurunan indeks harga konsumen pada empat kelompok barang dan jasa berikut: kelompok bahan makanan -1,23 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,01 persen; kelompok kesehatan -0,42 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,07 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing naik 0,28 persen, 0,05 persen dan 0,08 persen.. Penurunan yang signifikan pada kelompok bahan makanan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya serta sub kelompok ikan segar masing-masing -0,24 persen, -0,07 persen dan -0,06 persen. Sedangkan penurunan yang terjadi pada kelompok kesehatan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar -0,01 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah: bawang putih 0,05 persen, apel dan kacang panjang masing-masing 0,04 persen, cumi-cumi dan ikan segar layang masing-masing 0,03 persen, serta telepon seluler, teri kering, rokok kretek dan ikan segar katamba masing-masing 0,02 persen. Sementara itu, komoditi yang memberikan sumbangan inflasi namun bernilai negatif adalah: ayam hidup -0,14 persen, daging ayam ras -0,07 persen, telur ayam ras -0,06 persen, ikan segar cakalang dan bawang merah masing-masing -0,05 persen, angkutan antar kota -0,04 persen, udang basah, ikan segar bandeng dan daging sapi masing-masing -0,03 persen, serta pisang, bayam, kacang tanah dan ikan segar baronang masing-masing -0,02 persen.