Tanggal Rilis | : | 18 Oktober 2009 |
Ukuran File | : | 6.48 MB |
Abstraksi
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di Indonesia pada bulan September 2009, terdapat 63 kota yang mengalami inflasi dan 3 kota lainnya mengalami deflasi. Mamuju mengalami inflasi sebesar 1,02 persen dengan IHK 120,62 dan menempati urutan ke-32 dari kota-kota yang mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Bandar Lampung sebesar 2,66 persen dengan IHK 123,55 dan terendah di Gorontalo 0,05 persen dengan IHK 117,70. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,98 persen dengan IHK 132,70 dan terendah di Manado 0,36 persen dengan IHK 115,00. Laju inflasi Kota Mamuju tahun 2009 (Desember 2008 – September 2009) sebesar 1,15 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2008 – September 2009) sebesar 0,85 persen. Sementara itu untuk skala Nasional, pada bulan September 2009 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 1,05 persen, dengan IHK 116,46. Laju inflasi Indonesia tahun 2009 (Desember 2008 – September 2009) sebesar 2,28 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2008 – September 2009) sebesar 2,83 persen. Inflasi di Mamuju pada September 2009 secara umum disebabkan oleh peningkatan indeks harga konsumen yang cukup signifikan pada seluruh kelompok barang dan jasa berikut: kelompok bahan makanan 2,38 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,67 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,49 persen; kelompok sandang 1,13 persen; kelompok kesehatan 0,10 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,56 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,36 persen. Peningkatan yang signifikan pada kelompok bahan makanan diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok ikan segar dan sayur-sayuran masing-masing 0,37 persen dan 0,28 persen. Sedangkan peningkatan yang terjadi pada kelompok sandang diakibatkan oleh besarnya andil inflasi pada sub kelompok sandang pria dan sandang wanita masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,02 persen. Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi adalah: ikan segar cakalang 0,29 persen, udang basah 0,14 persen, gula pasir 0,10 persen, bayam 0,08 persen, tomat sayur 0,06 persen, bawang putih dan kacang panjang masing-masing 0,05 persen, ayam hidup, angkutan antar kota dan kangkung masing-masing 0,04 persen, serta ikan segar bandeng, seng, kursi dan daun kacang panjang muda masing-masing 0,03 persen. Sementara itu, komoditi yang memberikan sumbangan inflasi namun bernilai negatif adalah: pisang -0,10 persen, bawang merah -0,07 persen, cabe rawit -0,05 persen, cumi-cumi dan teri basah masing-masing -0,03 persen, serta ikan segar layang, kacang tanah, cabe merah dan ikan segar baronang masing-masing -0,02 persen.