Tanggal Rilis | : | 17 Mei 2009 |
Ukuran File | : | 0.47 MB |
Abstraksi
; Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Maret 2009 sebesar 104,65, naik 0,78 persen dibandingkan NTP Februari 2009 yang hanya mencapai 103,85. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat 96,48 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P); 90,15 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H); 124,93 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R); 105,37 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T) dan 105,12 untuk Subsektor Perikanan (NTN). ; Hasil pemantauan harga konsumen pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan di Sulawesi Barat pada Maret 2009 sebesar 0,23 persen, yang secara umum dikarenakan adanya kenaikan indeks harga pada Lima dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami inflasi yang cukup signifikan yaitu: kelompok bahan makanan 0,14 persen; makanan jadi 1,10 persen; sandang 0,51 persen; kesehatan 1,45 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,24 persen. Dua kelompok lainnya mengalami deflasi di daerah pedesaan, yaitu: kelompok perumahan 0,28 persen; serta transportasi dan komunikasi 1,25 persen. ; Dibandingkan dengan provinsi lain, Sulawesi Barat merupakan salah satu dari 24 provinsi yang mengalami inflasi di daerah pedesaan, tertinggi di Maluku Utara 1,46 persen dan terendah di Kalimantan Barat sebesar 0,01 persen. Sementara itu, 8 provinsi lainnya mengalami deflasi, tertinggi di Banten 0,68 persen dan terendah di Bengkulu 0,07 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat