Tanggal Rilis | : | 22 Maret 2009 |
Ukuran File | : | 0.47 MB |
Abstraksi
; Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Januari 2009 sebesar 102,90; naik 0,49 persen dibandingkan NTP Desember 2008 yang hanya mencapai 102,40. Selain itu, NTP menurut sub sektor tercatat 93,87 untuk Sub sektor Tanaman Pangan (NTP-P); 91,14 untuk Sub sektor Hortikultura (NTP-H); 120,12 untuk Sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R); 106,02 untuk Sub sektor Peternakan (NTP-T) dan 103,75 untuk Sub sektor Perikanan (NTN). ; Hasil pemantauan harga konsumen pedesaan menunjukkan terjadinya deflasi pedesaan di Sulawesi Barat pada Januari 2009 sebesar 0,01 persen, yang secara umum dikarenakan adanya penurunan indeks harga pada tiga dari tujuh kelompok pengeluran yang cukup signifikan yaitu: bahan makanan 0,14 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,29 persen; serta transportasi dan komunikasi 1,71 persen. Sedangkan empat kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks harga antara lain: makanan jadi 0,91 persen; perumahan 0,10 persen; sandang 0,52 persen; serta kesehatan 0,74 persen. ; Dibandingkan dengan provinsi lain, Sulawesi Barat merupakan salah satu dari 10 provinsi yang mengalami deflasi di daerah pedesaan, tertinggi di Irian Jaya Barat 0,58 persen dan terendah di Sulawesi Barat dan Jawa Tengah masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara itu, 22 provinsi lainnya mengalami inflasi, tertinggi di Bengkulu 2,12 persen dan terendah di Jawa Timur 0,14 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat