TINGKAT KEMISKINAN DI SULAWESI BARAT TAHUN 2007 - Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat

FAQ Website (KLIK DISINI)

Mari bergabung dengan BPS melalui Pengadaan CASN Tahun 2024, info selengkapnya KLIK DISINI

Nilai dan sampaikan apresiasi/saran/pengaduan terhadap layanan kami  KLIK DISINI

TINGKAT KEMISKINAN DI SULAWESI BARAT TAHUN 2007

Tanggal Rilis : 19 Agustus 2007
Ukuran File : 0.43 MB

Abstraksi

Jumlah penduduk miskin (penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Sulawesi Barat pada bulan Maret 2007 sebesar 189,9 ribu orang, turun sekitar 1.400 orang jika dibandingkan dengan keadaan bulan Juli 2006. Meskipun demikian, jumlah sebesar hampir 190 ribu penduduk tersebut masih cukup besar bagi Sulawesi Barat yang penduduknya masih sangat sedikit (sekitar 1 jutaan) 

Demikian juga dengan angka relatif (persentase) penduduk miskin selama periode tersebut turun tidak significant, yaitu 0,27 persen, pada bulan Juli 2006 menjadi sekitar 19,03 persen pada bulan Maret 2007. 

Meski secara total penduduk miskin di Sulawesi Barat memang menurun, namun kondisinya antara daerah perkotaan dan perdesaan berbeda. Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun, namun di daerah perkotaan justeru mengalami peningkatan. Selama periode Juli 2006-Maret 2007, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang sebesar 3.400 orang, sementara di daerah perkotaan malah meningkat sekitar 2.000 orang. Hal ini mungkin disebabkan ”bergesernya” penduduk miskin (penduduk yang tidak mempunyai pendapatan) dari perdesaan ke perkotaan untuk mencari kerja. 

Selama periode Juli 2006-Maret 2007, Garis Kemiskinan naik sebesar 10,37 persen, yaitu dari Rp.121.843,- per kapita per bulan pada Juli 2006 menjadi Rp.134.473,- per kapita per bulan pada Maret 2007. Meski demikian ternyata tidak menambah jumlah penduduk yang jatuh ke bawah garis kemiskinan. Ini berarti daya beli masyarakat Sulawesi Barat dalam periode tersebut relatif meningkat. Ini tercermin dari meningkatnya produksi dan membaiknya harga beberapa komoditi perkebunan (terutama kakao) dalam periode tersebut. ƒ Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, yaitu 82 persen berbanding 18 persen. 

Daerah perkotaan cukup rentan terhadap perubahan harga pada komoditi makanan dalam mempengaruhi garis kemiskinan, karena orang kota cenderung membeli bahan makanan, sedangkan di daerah perdesaan kebanyakandiperoleh dari hasil produksi sendiri, sehingga tidak begitu terpengaruh. 

Pada periode Juli 2006-Maret 2007, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat (BPS-Statistics of Sulawesi Barat Province)Jl. RE Martadinata No. 10

Mamuju

Mailbox : bps.sulbar@bps.go.id

WhatsApp: 0822-9338-2522

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik