BPS Sulbar dan Kesbangpol sukses menyelenggarakan FGD IDI 2023

BPS Sulbar dan Badan Kesbangpol Sukses Menyelenggarakan FGD IDI 2023

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Barat dan BPS Sulbar menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) tahun 2023 pada hari Rabu (03/04/2024). Acara yang digelar di Aula Hotel Berkah Mamuju ini dihadiri oleh berbagai macam kalangan, mulai dari instansi pemerintah, akademisi, partai politik, dan LSM. Kegiatan ini merupakan salah satu tahapan penyusunan IDI tahun 2023 yang bertujuan untuk menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia.

Sekda Sulbar, Muhammad Idris, yang membuka acara FGD mengatakan bahwa kegiatan FGD IDI ini harus dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan dan perkembangan demokrasi Sulawesi Barat pada tahun 2023. “Keputusan politik itu sangat penting untuk kemajuan suatu daerah, keputusan politik akan berkualitas kalau demokrasinya berjalan lancar,” lanjut beliau. Meskipun IDI Sulawesi Barat pada tahun 2022 sebesar 74,03 masih di bawah angka nasional 80,41 dan berada pada kategori sedang (60-80) akan tetapi pelaksanaan demokrasi harus tetap terkawal. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi pada tiga aspek yang digunakan sebagai komponen penghitungan IDI (kebebasan, kesetaraan, dan kapasitas lembaga demokrasi).

Kepala BPS Sulbar, Tina wahyufitri, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa IDI sebagai indeks yang dibangun sejak 2009 merupakan kolaborasi antara BPS, kemenkopolhukam, Bappenas, dan Kemendagri. “Prinsip dan nilai IDI tidak untuk diperbandingkan antar provinsi tetapi untuk menelaah bagaimana provinsi kita ini mengalami kemajuan tataran demokrasi,” terang Tina. Saat ini angka IDI Sulawesi Barat semakin membaik, menurutnya kebebasan sipil bukan hanya dipengaruhi oleh pemerintah dan aparat saja, kesadaran masyarakat akan kebebasan berkumpul dan berpendapat juga perlu diperhatikan.

FGD IDI ini dilaksanakan dengan cara menyampaikan hasil coding koran dan dokumen yang menjadi temuan dari tim BPS, kemudian dilakukan pembahasan bersama mengenai kelayakan coding tersebut sebagai data dalam penghitungan IDI. Acara IDI berlangsung secara intens dan menarik. Setiap peserta yang dipandu oleh fasilitator ini berlangsung lancar dan hasilnya akan dilanjutkan pada wawancara mendalam untuk mengkonfirmasi dan menambah informasi dari para narasumber/ahli yang hadir. (*)