Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Agustus 2016 sebesar 107,93; meningkat 0,74 persen dibandingkan NTP Juli yang sebesar 107,14. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 100,88; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 104,59; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 116,59; Subsektor Peternakan (NTP-T) 105,20; dan Subsektor Perikanan (NTN) 103,14. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 106,82 dan 96,69.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya deflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Agustus 2016 sebesar 0,53 persen, yang secara umum dipicu oleh turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,44 persen. Sementara itu, indeks harga enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan, yaitu indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat meningkat sebesar 0,15 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,46 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,10 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,25 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,38 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,002 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 22 provinsi di Indonesia, tertinggi di Maluku Utara sebesar 0,99 persen dan terendah di Jawa Barat sebesar 0,02 persen. Sementara itu, sebelas provinsi mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di Sulawesi Barat sebesar 0,53 persen dan terendah di Sulawesi Sulawesi Selatan sebesar 0,02 persen.
Untuk skala nasional, NTP bulan Agustus 2016 sebesar 101,56; meningkat sebesar 0,17 persen dibandingkan bulan Juli 2016, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,06 persen.