Tanggal Rilis | : | 1 Desember 2014 |
Ukuran File | : | 0.65 MB |
Abstraksi
Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat November 2014 sebesar 103,95 turun 0,59 persen dibandingkan NTP Oktober 2014 yang sebesar 104,56. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 93,66; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 105,11; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 112,12; Subsektor Peternakan (NTP-T) 102,12; dan Subsektor Perikanan (NTN) 97,36. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 96,45 dan 98,98.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada November 2014 sebesar 0,62 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga tujuh kelompok pengeluaran, dimana indeks harga kelompok bahan makanan meningkat sebesar 0,02 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,43 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,40 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,79 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,17 persen, kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,11 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 3,86 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di seluruh provinsi di Indonesia, tertinggi di Kepulauan Riau 2,51 persen dan terendah di DKI Jakarta 0,19 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-29 dari 33 provinsi yang mengalami inflasi.
Untuk skala nasional, NTP bulan November 2014 sebesar 102,37, turun sebesar 0,49 persen dibandingkan bulan Oktober 2014, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 1,49 persen.