Tanggal Rilis | : | 2 Agustus 2013 |
Ukuran File | : | 0.75 MB |
Abstraksi
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan mencapai 2,64 persen dibanding triwulan I 2013 (q to q). Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2012, maka ekonomi Sulbar mengalami pertumbuhan 10,02 persen (y on y). Sedangkan secara kumulatif (c to c), pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat semester I 2013 dibandingkan semester I 2012 tumbuh sebesar 8,81 persen.
Besaran PDRB Sulawesi Barat pada triwulan II 2013 atas dasar harga berlaku mencapai 4.048,91 miliar rupiah sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai 1.555,12 miliar rupiah.
Tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi (q to q) adalah sektor bangunan 15,33 persen; sektor listrik, gas dan air bersih 14,87 persen dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8,47 persen. Adapun sumber pertumbuhan utama secara q to q adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran 0,71 persen; sektor bangunan 0,53 persen dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,51 persen.
Jika berdasarkan y on y, pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 16,28 persen, disusul sektor jasa-jasa 13,58 persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 12,74 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 3,83 persen.
Sementara secara c to c (semesteran), pertumbuhan tertinggi dipegang oleh sektor jasa-jasa sebesar 15,36 persen, kemudian disusul sektor pertambangan dan penggalian sebesar 11,96 persen. Namun, pada kondisi ini, sumber pertumbuhan dimotori oleh sumbangan dari sektor pertanian sebesar 3,00 persen; sektor jasa-jasa 2,33 persen dan sektor perdagangan hotel dan restoran 1,37 persen.
Dari sisi penggunaan terlihat bahwa PDRB Sulawesi Barat sebagian besar terserap untuk keperluan konsumsi. Pada triwulan II 2013 komponen konsumsi rumah tangga menyerap nilai tambah hingga 62,17 persen, dan konsumsi pemerintah sebesar 26,33 persen. Ekspor barang dan jasa berkontribusi sebesar 17,99 persen sementara impor sebesar 20,99 persen dari total PDRB Sulawesi Barat.
Pertumbuhan PDRB q to q menurut penggunaan, tampak bahwa komponen PMTB mempunyai pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 13,17 persen, diikuti oleh impor barang dan jasa sebesar 5,22 persen dan konsumsi pemerintah 3,32 persen. Sementara pertumbuhan y on y tampak yang tertinggi adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar 13,09 persen, diikuti PMTB sebesar 9,49 persen dan konsumsi pemerintah 5,72 persen.
Sementara itu, neraca perdagangan Sulawesi Barat pada triwulan II 2013 mengalami defisit sebesar 121,84 milyar rupiah. Kondisi ini membaik dari triwulan sebelumnya yang sebesar 138,52 milyar rupiah.
Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat berada pada urutan ke 2 tercepat (c to c) setelah Sulawesi Tengah yang pertumbuhannya mencapai 11,03 persen. Bahkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat relatif masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,92 persen (c to c).