Tanggal Rilis | : | 17 Mei 2009 |
Ukuran File | : | 1.58 MB |
Abstraksi
GAMBARAN PEREKONOMIAN SULAWESI BARAT TRIWULAN I TAHUN 2009 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan dari triwulan IV/2008 ke triwulan I/2009 tumbuh sebesar 7,85 persen (q-to-q), sedangkan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 8,59 persen (y-on-y). Besaran PDRB Sulawesi Barat pada Triwulan I Tahun 2009 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.202,23 milyar sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 1.054,74 milyar. Tiga sektor ekonomi mengalami pertumbuhan tertinggi pada Triwulan I 2009 (q-to-q) ini adalah sektor pertanian yang tumbuh sebesar 18,58 persen, menyusul sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh sebesar 5,18 persen, diikuti sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 2,15 persen. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) tertinggi yakni sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 44,69 persen, diikuti oleh sektor angkutan dan komunikasi tumbuh 43,03 persen, dan sektor bangunan tumbuh 34,41 persen. Kinerja ekonomi terburuk (q-to-q), terjadi pada sektor bangunan yang mengalami kontraksi sebesar 8,73 persen. Namun, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y) kinerja ekonomi terburuk dialami oleh sektor pertanian yang tumbuh minus sebesar 4,00 persen. Semua komponen PDRB penggunaan mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan I/2009 (q-to-q) kecuali impor yang meningkat sebesar 2,19 persen. Transaksi ekspor terkontraksi paling besar yakni sekitar minus 14,42 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh negatif 13,99 persen, konsumsi pemerintah dan konsumsi rumahtangga masing-masing tumbuh sebesar minus 9,22 persen dan minus 1,28 persen Secara riil, pada triwulan I 2009 terjadi peningkatan (y-on-y) pada semua komponen PDRB menurut penggunaan. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto yang mencapai 26,23 persen, diikuti oleh konsumsi pemerintah yang tumbuh sekitar 24,04 persen. Ekspor dan konsumsi rumahtangga juga mengalami peningkatan masing-masing sekitar 11,83 persen dan 9,49 persen. Impor sebagai komponen pengurang dalam PDRB penggunaan juga meningkat sebesar 16,74 persen. Di sisi penggunaan, sebagian besar PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumahtangga sebesar 65,07 persen. Impor dan konsumsi pemerintah masing-masing mendapat porsi sebesar 21,39 persen dan 20,89 persen. Sementara itu, PMTB dan ekspor masing-masing hanya sebesar 15,37 persen dan 13,79 persen.