Tanggal Rilis | : | 22 Februari 2009 |
Ukuran File | : | 0.48 MB |
Abstraksi
; Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Desember 2008 sebesar 102,40; naik 0,74 persen dibandingkan NTP November 2008 yang hanya mencapai 101,65. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat 93,12 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P); 90,41 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H); 119,64 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R); 106,35 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T) dan 102,42 untuk Subsektor Perikanan (NTN). ; Hasil pemantauan harga konsumen pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan di Sulawesi Barat pada Desember 2008 sebesar 0,62 persen, yang secara umum dikarenakan adanya kenaikan indeks harga pada empat dari tujuh kelompok pengeluran yang cukup signifikan yaitu : bahan makanan 0,94 persen; makanan jadi 1,13 persen; perumahan 1,33 persen; dan sandang 0,37 persen. Sedangkan tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan indeks harga antara lain : kesehatan -0,90 persen; pendidikan, rekreasi dan olah raga -0,32 persen; serta transportasi dan komunikasi -1,70 persen. ; Dibandingkan dengan provinsi lain, Sulawesi Barat merupakan salah satu dari 27 provinsi yang mengalami inflasi di daerah pedesaan, tertinggi di Sulawesi Tengah 1,58 persen dan terendah di Irian Jaya Barat 0,05 persen. Dengan inflasi 0,62 persen menempatkan Sulawesi Barat pada urutan ke-12 dari 27 Provinsi yang mengalami inflasi. Sementara itu, 5 provinsi lainnya mengalami deflasi, tertinggi di DI Yogyakarta 0,80 persen dan terendah di Papua 0,01 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat