Mamuju, 3 Juni 2024 – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat inflasi year on year (y-on-y) di Sulbar pada Mei 2024 sebesar 1,25 persen. Angka ini menempatkan Sulbar sebagai provinsi dengan inflasi terendah di antara 38 provinsi di Indonesia.
“Capaian ini menunjukkan kinerja pengendalian inflasi di Sulbar yang konsisten dan terkendali,” ungkap Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri, dalam rilis pers yang diadakan hari ini.
Lebih lanjut, Tina menjelaskan bahwa inflasi tertinggi di Sulbar terjadi di Mamuju dengan 2,21 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Majene dengan 0,63 persen.
“Terdapat beberapa faktor yang mendorong inflasi pada Mei 2024, di antaranya kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok kesehatan; kelompok transportasi; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya,” ujar Tina.
Di sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, seperti kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
“Meskipun mengalami inflasi, BPS optimistis bahwa inflasi di Sulbar akan tetap terkendali dalam batas yang wajar,” pungkas Tina.
Pj Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, yang turut hadir dalam rilis pers ini, mengapresiasi kinerja BPS dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulbar dalam menjaga stabilitas harga di daerahnya.
“Kami akan terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat,” tutur Bahtiar.