Pelatihan petugas Survei Komoditas Strategis (Komstrat) Perkebunan Kelapa dan Lada tahun 2023 dilaksanakan selama 2 (dua) hari efektif, yaitu 24 hingga 25 Agustus 2023 di Grand Maleo Hotel and Convention Mamuju. Peserta sebanyak 22 orang, mitra dan organik BPS, yang dibekali materi oleh Instruktur Nasional, Abdul Hafid, dari BPS Provinsi Sulawesi Barat.
Pembukaan yang dilaksanakan pada hari Kamis (24/08), dibuka secara resmi oleh Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Tina Wahyufitri, S.Si, M.Si. Beliau mengawali arahannya dengan menyampaikan apresiasi atas upaya para petugas dalam menyukseskan pelaksanaan kegiatan Sensus Pertanian 2023 (ST2023) pada bulan Juni hingga Juli yang lalu. Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan pentingnya survei ini dilakukan. “Setelah menyelesaikan pelaksanaan lapangan ST2023 di bulan Juli yang nantinya menghasilkan gambaran kondisi pertanian secara umum, sekarang BPS akan melengkapi data dari subsektor perkebunan, khususnya komoditas kelapa dan lada melalui Survei Komoditas Strategis Perkebunan 2023 (VKOMSTRAT2023) ini”, lanjut Tina Wahyufitri.
Pelatihan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 17.45 setiap harinya tersebut tidak hanya diisi dengan penyampaian materi dari instruktur nasional, tetapi juga diselingi sesi diskusi terkait pemahaman peserta atas konsep dan definisi serta permasalahan-permasalahn yang mungkin ditemui di lapangan pada saat pendataan berlangsung.
Jumat (25/08), pada acara penutupan kegiatan diumumkan tiga peserta terbaik selama kelas berlangsung. Tina Wahyufitri mengaku merasa puas karena hasil test pelatihan menunjukkan nilai yang sangat memuaskan, dengan rata-rata kelas 94,12. “Selamat kepada peserta yang memperoleh nilai terbaik dalam pelatihan ini. Sampaikan salam kepada keluarga masing-masing, semoga pelaksanaan kegiatan VKOMSTRAT 2023 dapat berjalan lancar dan sukses”, tutur beliau sebelum mengakhiri arahannya.
Pelatihan Petugas ini berakhir dengan kesan yang baik dari para peserta. Ada mengaku lebih menikmati dan dapat lebih maksimal menyerap materi jika pelatihan dilakukan secara tatap muka seperti ini. “Semoga setiap kegiatan pelatihan tetap dilaksanakan dengan metode offline dan tatap muka langsung dengan instruktur, jadi materi lebih mudah dipahami”, komentar Ahmad Pauji, salah satu peserta dari Kabupaten Pasangkayu.
