Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat telah merilis beberapa indikator strategis terkini, terkait indeks harga konsumen Juli 2023, Nilai Tukar Petani Juli 2023, perkembangan pariwisata Juni 2023, transportasi Juni 2023, perkembangan perdagangan luar negeri Juni 2023, dan Indeks Ketimpangan Gender 2022. Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Tina Wahyufitri, pada hari Selasa, 1 Agustus 2023.
Berikut disampaikan ringkasan data-data tersebut:
I. Juli 2023 Mamuju mengalami inflasi Year on Year (yoy) sebesar 1,34%
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan Juli 2023, inflasi year on year (yoy) tertinggi terjadi di Merauke sebesar 5,21 persen dengan IHK sebesar 116,10 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 0,50 persen dengan IHK sebesar 116,28. Inflasi yoy di Mamuju sebesar 1,34 persen dengan IHK sebesar 115,40 menempati urutan lima terendah dari 90 Kota IHK.
Inflasi yoy di Kota Mamuju terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,98 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,34 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 6,43 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,57 persen; kelompok transportasi sebesar 10,35 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 5,29 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,37 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,05 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,09 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,61 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,63 persen.
Tingkat deflasi month to month (mtm) Juli 2023 sebesar 0,04 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) atau tahun kalender Juli 2023 sebesar 1,33 persen.
II. Juli 2023, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat sebesar 118,59. Naik 2,27% dibandingkan Juni 2023
NTP adalah perbandingan It terhadap Ib yang digunakan untuk menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Mulai Januari 2020 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dari tahun dasar 2012=100 menjadi tahun dasar 2018=100. Kedua jenis indeks tersebut merupakan komponen dalam penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP). Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola produksi, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan. Pada tahun dasar 2018=100 terjadi peningkatan cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib dibandingkan dengan tahun dasar 2012=100.
NTP Sulawesi Barat Juli 2023 sebesar 118,59 atau naik 2,27 persen dibandingkan NTP Juni 2023 yang sebesar 115,96. Peningkatan NTP disebabkan oleh peningkatan It sebesar 2,50 persen dan peningkatan Ib sebesar 0,22 persen.
NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 98,35; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 103,44; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 138,09; Subsektor Peternakan (NTP-T) 92,84; dan Subsektor Perikanan (NTN-P) 106,26.
III. Bulan Juni 2023, TPK Hotel Klasifikasi Bintang adalah 41,54 %, mengalami penurunan sebesar 2,64 poin dibanding bulan Mei 2023
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang di Provinsi Sulawesi Barat periode bulan Juni 2023 sebesar 41,54 persen. TPK tersebut mengalami penurunan sebesar 2,64 poin jika dibandingkan dengan periode bulan Mei 2023 yang tercatat sebesar 44,18 persen.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel non Bintang atau Akomodasi Lainnya di Provinsi Sulawesi Barat periode bulan Juni 2023 sebesar 20,50 persen. TPK tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,98 poin jika dibandingkan dengan periode bulan Mei 2023 yang tercatat sebesar 19,52 persen.
Rata-Rata lama menginap tamu Nusantara periode bulan Juni 2023 pada Hotel Klasifikasi Bintang tercatat sebesar 1,14 hari atau mengalami penurunan sebesar 0,44 hari jika dibandingkan periode bulan Mei 2023 yang tercatat sebesar 1,58 hari. Sementara itu, rata-rata lama menginap tamu asing tercatat sebesar 1,00 hari atau tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan kondisi bulan lalu.
Rata-rata jumlah tamu per kamar Hotel Klasifikasi Bintang pada periode bulan Juni 2023 tercatat sebesar 1,61 orang atau mengalami penurunan sebesar 0,35 poin jika dibandingkan periode bulan Mei 2023 yang tercatat sebesar 1,96 orang. Sementara itu, Rata-rata jumlah tamu per kamar Hotel non Bintang atau Akomodasi Lainnya pada periode bulan Juni 2023 tercatat sebesar 1,80 orang atau mengalami penurunan sebesar 0,12 poin jika dibandingkan periode bulan Mei 2023 yang tercatat sebesar 1,92 orang.
IV. Jumlah Pesawat berangkat dan datang pada Juni 2023 sebanyak 55 dan 55 pesawat
Jumlah penumpang pesawat yang berangkat pada bulan Juni 2023 tercatat sebanyak 2.239 penumpang, mengalami penurunan sebesar 9,21 persen dibanding Mei yang tercatat sebesar 2.466 penumpang.
Jumlah penumpang pesawat yang datang pada bulan Juni 2023 tercatat sebanyak 2.416 penumpang, mengalami penurunan sebesar 0,33 persen dibanding Mei yang tercatat sebesar 2.424 penumpang.
Jumlah penumpang kapal yang berangkat pada bulan Juni 2023 tercatat sebanyak 1.223 penumpang, mengalami penurunan sebesar 58,30 persen dibanding Mei yang tercatat sebesar 2.933 penumpang.
Jumlah penumpang kapal yang datang pada bulan Juni 2023 tercatat sebanyak 1.438 penumpang, mengalami penurunan sebesar 42,36 persen dibanding Mei yang tercatat sebesar 2.495 penumpang.
V. Nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat pada bulan Juni 2023 mencapai US$ 75,18 juta
Nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat pada bulan Juni 2023 mencapai US$ 75,18 juta, naik 410,01 persen dibanding bulan Mei 2023. Kondisi yang sama juga dibandingkan bulan Juni 2022 dimana terjadi peningkatan sebesar 114,79 persen.
Lemak & minyak hewani/nabati merupakan komoditas ekspor utama Provinsi Sulawesi Barat selama bulan Juni 2023 dengan kontribusi sebesar 94,31 persen dari total ekspor Provinsi Sulawesi Barat.
China menjadi negara tujuan utama terbesar ekspor Provinsi Sulawesi Barat selama bulan Juni 2023 dengan kontribusi sebesar 42,63 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat naik sebesar 24,51 persen, dari US$ 176,22 juta (Januari-Juni 2022) menjadi US$ 219,42 juta (Januari-Juni 2023).
Selama Juni 2023 tidak tercatat adanya kegiatn impor di Provinsi Sulawesi Barat. kondisi ini sama dengan Juni 2022 yang juga tidak tercatat adanya kegiatan impor.
Secara kumulatif, nilai impor Provinsi Sulawesi Barat naik sebesar 12,76 persen, dari US$ 1,59 juta (Januari-Juni 2022) menjadi US$ 1,80 juta (Januari-Juni 2023).
Data statistik perdagangan luar negeri, merupakan hasil kompilasi data transaksi perdagangan antar negara, baik transaksi ekspor maupun impor. Data statistik ekspor merupakan data realisasi dari transaksi perdagangan yang bersumber pada dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Sedangkan data statistik impor, bersumber pada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Dokumen disahkan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC). Dalam penyusunannya, jenis komoditas dikelompokkan berdasarkan klasifikasi Harmonized System (HS) sebagaimana pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI). Disamping itu, juga berisi informasi mengenai lalu lintas transportasi perdagangan di pelabuhan muat barang ekspor ke negara tujuan dan pelabuhan bongkar dari negara asal barang impor.
VI. Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Sulawesi Barat tahun 2022 sebesar 0,510, turun 0,033 poin dibandingkan tahun 2021
Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Sulawesi Barat tahun 2022 sebesar 0,510, turun 0,033 poin dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 0,543.
Menurunnya Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Sulawesi Barat dipengaruhi oleh perbaikan pada dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja.
Perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh perbaikan indikator wanita melahirkan tidak di fasilitas kesehatan yang turun dari 20,4 persen tahun 2021 menjadi 13,1 persen pada tahun 2022.
Perbaikan dimensi pemberdayaan dipengaruhi oleh perbaikan indikator persentase keterwakilan di legislatif untuk perempuan yang meningkat sementara laki-laki mengalami penurunan. Persentase perempuan meningkat dari 11,11 persen tahun 2021 menjadi 11,36 persen, sedangkan persentase laki-laki menurun dari 88,89 persen menjadi 88,64 persen pada tahun 2022.
Perbaikan dimensi pasar tenaga kerja dipengaruhi oleh perbaikan indikator tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang meningkat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Persentase perempuan meningkat dari 54,38 persen tahun 2021 menjadi 58,22 persen, sedangkan persentase laki-laki meningkat dari 86,10 persen menjadi 87,71 persen pada tahun 2022.