Mamuju – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Barat mengadakan kegiatan Forum Ekonomi Lintas Sektor dengan tema “Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Melalui Penguatan Sektor Unggulan Daerah” di Hotel d’Maleo (07/06). Acara ini diikuti oleh berbagai instansi vertikal dan OPD lingkup se-Sulawesi Barat. Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Tina Wahyufitri, menghadiri undangan selaku salah satu narasumber.
Kepala Bappeda Provinsi Sulawes Barat, Junda Maulana, mengatakan bahwa Sulawesi Barat menghadapi beberapa masalah pembangunan antara lain kinerja perekonomian yang belum akseleratif, tingginya angka kemiskinan, rendahnya kapasitas fiskal, rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tingginya angka stunting, tingginya angka pernikahan usia anak, dan infrastruktur yang kurang memadai.
Di sisi lain, Junda menambahkan, Sulawesi Barat juga memiliki peluang dan kekuatan guna meningkatkan daya saing ekonomi antara lain sumber daya alam yang besar, pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil, jumlah angkatan kerja sebesar 80 persen penduduk, letak geografis Sulawesi Barat yang strategis dan dekat dengan Ibu Kota Negara (IKN).
Langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah atas peluang dan kekuatan ekonomi yang dimiliki Sulawesi Barat antara lain optimalisasi sumber daya alam terutama perkebunan,peningkatan kualitas sumber daya manusia, menjalin konektivitas dengan daerah sekitar seperti pulau Kalimantan dan provinsi-provinsi di pulau Sulawesi, dan penguatan ekonomi sektor pariwisata Sulawesi Barat, tandas Junda.
“Inti dari pertemuan hari ini adalah bagaimana perekonomian Sulawesi Barat tumbuh dan mampu menekan angka keminskinan, stunting, anak tidak sekolah, pernikahan usia anak, dan inflasi” Kata Junda mengakhiri paparannya.
Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Tina Wahyufitri, membawakan materi mengenai potret perekonomian Sulawesi Barat dan sektor unggulannya. “Sektor pertanian masih menjadi kontributor terbesar perekonomian Sulawesi Barat dengan 44,19 persen dari PDRB ADHB 2022. Subsektor perkebunan tahunan menjadi penyumbang terbesar dari sektor pertanian dengan 20,55 persen” kata Tina dalam paparannya. Pada triwulan I 2023, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Sulawesi Barat meningkat menjadi 44,46 persen dengan kontributor terbesar tetap dari subsektor perkebunan tahunan.
Tina menambahkan, tantangan perekonomian lain yang dihadapi oleh Sulawesi Barat yaitu Pandemi Covid-19 dan Gempa Bumi Mamuju pada awal tahun 2021. “Sejak 2013 sampai dengan 2019, pertumbuhan perekonomian Sulawesi Barat selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional, namun sejak pandemi dan gempa bumi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat selalu di bawah nasional” lanjut Tina.
Subsektor perekonomian yang terdampak paling parah antara lain lapangan usaha pengadaan listrik dan gas, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, dan real estate.
Subsektor perekonomian unggulan yang dimiliki oleh Sulawesi Barat berasal dari subsektor perkebunan tahunan yaitu kelapa sawit, kopi, dan kakao selain padi yang berasal dari subsektor tanaman pangan. Subsektor unggulan lainnya yaitu subsektor perikanan dengan kontribusi sebesar 26,05 persen.