Mamuju – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Barat lakukan sidak pasar pada Senin (20/03/2023). Hal ini merupakan salah satu wujud nyata dari perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani Jumat sebelumnya.
Khaeruddin Anas, Kepala DKP Sulbar menyebutkan bahwa intervensi pasar yang dilakukan dalam rangka penyediaan pangan terutama komoditas ikan dengan harga murah menjelang Ramadhan. “Sejak beberapa tahun yang lalu, ikan menjadi salah satu komoditi penyumbang inflasi. Tahun ini, kami bekerjasama dengan BPS Sulbar mencoba untuk melakukan langkah penananganan agar inflasi khususnya ikan bisa kita kendalikan”. ungkap Khaeruddin saat wawancara dengan media.
1 ton ikan cakalang, 1 ton ikan layang, dan 400 kg ikan bandeng segar dipasarkan dengan harga yang relatif murah di 2 pasar tradisional Mamuju, yaitu pasar lama (pasar sentral) dan pasar baru (pasar regional). Berdasarkan diagram timbang Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2018, ketiga jenis ikan ini masuk masuk ke dalam 20 komoditas teratas yang memiliki bobot dominan.
Tina Wahyufitri, Kepala BPS Sulbar sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh DKP. Sebagai instansi yang menghasilkan data inflasi/deflasi, BPS paham bahwa kestabilan harga dan ketersediaan barang perlu menjadi perhatian pemerintah. “Ikan, terutama ikan cakalang punya andil yang sangat besar terhadap inflasi. Karena ketika terjadi kenaikan harga atau inflasi pada komoditas yang andilnya tinggi, maka yang paling banyak merasakan bebannya adalah masyarakat menengah ke bawah”, terang Tina.
Menjadi harapan bersama, bahwa langkah yang pertama kali dilakukan ini menjadi perhatian bersama dalam pengendalian inflasi sehingga dapat mengurangi kemiskinan di Mamuju.