Perekonomian Sulawesi Barat triwulan III-2022 yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 13,57 triliun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 8,51 triliun rupiah.
Ekonomi Sulawesi Barat triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,39 persen jika dibanding dengan triwulan III-2021 (y-on-y). Peningkatan penciptaan nilai tambah terjadi pada sebagian besar kategori lapangan usaha. Sumber pertumbuhan ekonomi terbesar terjadi pada kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sementara dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar berasal dari komponen pengeluaran konsumsi pemerintah.
Ekonomi Sulawesi Barat triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan 0,10 persen dibanding triwulan II-2022 (q-to-q). Jika ditinjau dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada kategori industri pengolahan. Jika ditinjau dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar yaitu komponen pengeluaran konsumsi pemerintah.
Ekonomi Sulawesi Barat secara kumulatif pada triwulan III-2022 (kumulatif triwulan I, II, dan III tahun 2022) mengalami pertumbuhan sebesar 2,11 persen jika dibandingkan dengan kumulatif triwulan III-2021 (c-to-c).
Pada skala regional di Kawasan Sulawesi Maluku Papua, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan III-2022 secara y-on-y terjadi di Maluku Utara sebesar 24,85 persen, disusul oleh Sulawesi Tengah sebesar 19,13 persen. Adapun Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan sebesar 3,39 persen, menempati posisi terakhir dari sepuluh provinsi.
Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2022 sebanyak 749,45 ribu orang, naik 40,70 ribu orang dibanding Agustus 2021. Sejalan dengan penurunan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebesar 2,73 persen poin.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 2,34 persen, turun 0,79 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021.
Penduduk yang bekerja sebanyak 731,90 ribu orang, mengalami kenaikan sebanyak 45,36 ribu orang dari Agustus 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (3,02 persen poin). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Industri Pengolahan (1,10 persen poin).
Sebanyak 565,41 ribu orang (77,25 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 4,45 persen poin dibanding Agustus 2021.
Persentase pekerja setengah penganggur naik sebesar 2,39 persen poin, sementara itu persentase pekerja paruh waktu juga naik sebesar 4,37 persen poin dibandingkan Agustus 2021.
Terdapat 10,19 ribu orang (0,99 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (0,16 ribu orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (0,93 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (9,10 ribu orang).