Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat telah merilis beberapa indikator strategis terkini, terkait indeks harga konsumen Oktober 2022, nilai tukar petani Oktober 2022, perkembangan pariwisata September 2022, transportasi September 2022, perkembangan perdagangan luar negeri September 2022 dan Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Sulawesi Barat 2022 (Angka Sementara). Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Tina Wahyufitri, pada hari Selasa, 1 November 2022.
Berikut disampaikan ringkasan data-data tersebut:
I. Oktober 2022 Mamuju mengalami inflasi Year on Year (yoy) sebesar 5,26 persen
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan Oktober 2022, inflasi yoy tertinggi terjadi di Tanjung Selor sebesar 9,11 persen dengan IHK sebesar 112,73 dan terendah terjadi di Ternate sebesar 3,32 persen dengan IHK sebesar 110,75. Inflasi yoy di Mamuju sebesar 5,26 persen dengan IHK sebesar 112,83.
Inflasi yoy di Kota Mamuju terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,90 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 4,30 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 11,18 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,89 persen; kelompok transportasi sebesar 21,76 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 4,28 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,62 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,00 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,14 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,16 persen.
Tingkat deflasi month to month (mtm) Oktober 2022 sebesar 1,44 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) atau tahun kalender Oktober 2022 sebesar 3,88 persen.
II. Oktober 2022, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat sebesar 116,66. Naik 2,30% dibandingkan September 2022
NTP adalah perbandingan It terhadap Ib yang digunakan untuk menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Mulai Januari 2020 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dari tahun dasar 2012=100 menjadi tahun dasar 2018=100. Kedua jenis indeks tersebut merupakan komponen dalam penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP). Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola produksi, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan. Pada tahun dasar 2018=100 terjadi peningkatan cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib dibandingkan dengan tahun dasar 2012=100.
NTP Sulawesi Barat Oktober 2022 sebesar 116,66 atau naik 2,30 persen dibandingkan NTP September 2022 yang sebesar 114,04. Kenaikan NTP disebabkan oleh It yang mengalami peningkatan sedangkan Ib mengalami penurunan, dimana It tercatat naik sebesar 1,64 persen sementara Ib turun sebesar 0,64 persen.
NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 96,32; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 107,43; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 134,16; Subsektor Peternakan (NTP-T) 96,40; dan Subsektor Perikanan (NTN-P) 107,65.
III. Bulan September 2022, TPK Hotel Klasifikasi Bintang adalah 35,96 persen dan TPK Akomodasi Lainnya adalah 23,37 persen
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang di Provinsi Sulawesi Barat periode bulan September 2022 sebesar 35,96 persen. TPK tersebut mengalami peningkatan sebesar 8,18 poin jika dibandingkan dengan periode bulan Agustus 2022 yang tercatat sebesar 27,78 persen.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Akomodasi Lainnya di Provinsi Sulawesi Barat periode bulan September 2022 sebesar 23,37 persen. TPK tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,38 poin jika dibandingkan dengan periode bulan Agustus 2022 yang tercatat sebesar 21,99 persen.
Rata-Rata lama menginap tamu Nusantara periode bulan September 2022 pada Hotel Klasifikasi Bintang tercatat sebesar 1,17 hari atau mengalami penurunan sebesar 0,06 hari jika dibandingkan periode bulan Agustus 2022 yang tercatat sebesar 1,23 hari. Sementara itu, rata-rata lama menginap tamu asing tercatat sebesar 1,00 hari atau mengalami penurunan sebesar 2,33 hari jika dibandingkan bulan lalu yang tercatat sebesar 3,33 hari.
Rata-rata jumlah tamu per kamar Hotel Klasifikasi Bintang pada periode bulan September 2022 tercatat sebesar 1,97 orang atau mengalami penurunan sebesar 0,01 poin jika dibandingkan periode bulan Agustus 2022 yang tercatat sebesar 1,98 orang. Sementara itu, Rata-rata jumlah tamu per kamar Akomodasi Lainnya pada periode bulan September 2022 tercatat sebesar 2,00 orang atau mengalami penurunan sebesar 0,05 poin jika dibandingkan periode bulan Agustus 2022 yang tercatat sebesar 2,05 orang.
IV. Jumlah Pesawat berangkat dan datang pada September 2022 sebanyak 95 pesawat dan 93 pesawat. Jumlah Kapal datang dan berangkat pada September 2022 sebanyak 204 kapal
Jumlah penumpang pesawat yang berangkat pada bulan September 2022 tercatat sebanyak 2.121 penumpang, mengalami peningkatan sebesar 18,56 persen dibanding Agustus 2022 yang tercatat sebesar 1.789 penumpang.
Jumlah penumpang pesawat yang datang pada bulan September 2022 tercatat sebanyak 1.883 penumpang, mengalami peningkatan sebesar 1,56 persen dibanding Agustus 2022 yang tercatat sebesar 1.854 penumpang.
Jumlah penumpang kapal yang berangkat pada bulan September 2022 tercatat sebanyak 1.160 penumpang, mengalami peningkatan sebesar 80,97 persen dibanding Agustus 2022 yang tercatat sebesar 641 penumpang.
Jumlah penumpang kapal yang datang pada bulan September 2022 tercatat sebanyak 770 penumpang, mengalami peningkatan sebesar 50,68 persen dibanding Agustus 2022 yang tercatat sebesar 511 penumpang.
V. Selama bulan September 2022 nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat mencapai US$ 51,54 juta dan tidak ada kegiatan impor di Provinsi Sulawesi Barat
Nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat pada bulan September 2022 mencapai US$ 51,54 juta, naik 3,89 persen dibanding bulan Agustus 2022. Kondisi yang berbeda jika dibandingkan bulan September 2021 dimana terjadi penurunan sebesar 8,59 persen.
Lemak & minyak hewani/nabati merupakan komoditas ekspor utama Provinsi Sulawesi Barat selama bulan September 2022 dengan kontribusi sebesar 93,65 persen dari total ekspor Provinsi Sulawesi Barat.
China menjadi negara tujuan utama terbesar ekspor Provinsi Sulawesi Barat selama bulan September 2022 dengan kontribusi sebesar 93,15 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat turun sebesar 27,09 persen, dari US$ 467,81 juta (Januari-September 2021) menjadi US$ 341,06 juta (Januari-September 2022).
Selama bulan September 2022, tidak tercatat kegiatan impor di Provinsi Sulawesi Barat tercatat.
Selama periode bulan Januari-September 2022, nilai impor Provinsi Sulawesi Barat tercatat sebesar US$ 2,85 juta atau mengalami peningkatan sebesar US$ 1,15 juta jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 1,70 juta.
Data statistik perdagangan luar negeri, merupakan hasil kompilasi data transaksi perdagangan antar negara, baik transaksi ekspor maupun impor. Data statistik ekspor merupakan data realisasi dari transaksi perdagangan yang bersumber pada dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Sedangkan data statistik impor, bersumber pada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Dokumen disahkan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC). Dalam penyusunannya, jenis komoditas dikelompokkan berdasarkan klasifikasi Harmonized System (HS) sebagaimana pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI). Disamping itu, juga berisi informasi mengenai lalu lintas transportasi perdagangan di pelabuhan muat barang ekspor ke negara tujuan dan pelabuhan bongkar dari negara asal barang impor.
VI. Pada 2022, luas panen padi diperkirakan sebesar 71,47 ribu hektare dengan produksi sekitar 364,68 ribu ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2022 diperkirakan sebesar 209,45 ribu ton
Luas panen padi pada 2022 diperkirakan sebesar 71,47 ribu hektare, mengalami peningkatan sebanyak 11,71 ribu hektare atau 19,59 persen dibandingkan luas panen padi di 2021 yang sebesar 59,76 ribu hektare.
Produksi padi pada 2022 diperkirakan sebesar 364,68 ribu ton GKG, mengalami kenaikan sebesar 53,61 ribu ton GKG atau 17,23 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yang sekitar 311,07 ribu ton GKG.
Produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 209,45 ribu ton, mengalami peningkatan sebanyak 30,79 ribu ton atau 17,23 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 178,66 ribu ton.