Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat telah merilis beberapa indikator strategis terkini, terkait indeks harga konsumen Februari 2022, nilai tukar petani Februari 2022, perkembangan pariwisata Januari 2022, transportasi Januari 2022, perkembangan perdagangan luar negeri Januari 2022 serta luas panen dan produksi padi 2021 (angka tetap). Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Agus Gede Hendrayana Hermawan, pada live streaming Selasa, 1 Maret 2022.
Berikut disampaikan ringkasan data-data tersebut:
I. Pada Februari 2022, Mamuju mengalami deflasi sebesar 0,12 persen
Deflasi di kota Mamuju terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,89 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,01 persen; kelompok kesehatan 0,20 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 1,15 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,11 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,15 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,91 persen; kelompok transportasi 0,61 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,81 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 2,56 persen.
Tingkat perubahan indeks tahun kalender pada Februari 2022 di Mamuju mencatatkan terjadinya inflasi 1,09 persen dan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) menunjukkan adanya inflasi 2,89 persen.
Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan Februari 2022, menunjukkan bahwa 37 kota mengalami inflasi dan 53 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,65 persen dan terendah di Tanjung Selor sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,08 persen dan terendah di Palembang, Palangka Raya, dan Tarakan dengan deflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.
II. Februari 2022, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat sebesar 128,18. Naik 0,80% dibandingkan Januari 2022
NTP adalah perbandingan It terhadap Ib yang digunakan untuk menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Mulai Januari 2020 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dari tahun dasar 2012=100 menjadi tahun dasar 2018=100. Kedua jenis indeks tersebut merupakan komponen dalam penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP). Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola produksi, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan. Pada tahun dasar 2018=100 terjadi peningkatan cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib dibandingkan dengan tahun dasar 2012=100.
NTP Sulawesi Barat Februari 2022 sebesar 128,18 atau naik 0,80 persen dibandingkan NTP Januari 2022 yang sebesar 127,16. Peningkatan NTP disebabkan oleh It yang mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen, sebaliknya Ib mengalami penurunan sebesar 0,24 persen.
NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 102,55; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 109,08; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 153,34; Subsektor Peternakan (NTP-T) 95,95; dan Subsektor Perikanan (NTN-P) 108,99.
III. Januari 2022, TPK Hotel Klasifikasi Bintang adalah 11,86 persen, mengalami penurunan sebesar 23,78 poin dibanding Desember 2021
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang di Provinsi Sulawesi Barat periode Januari 2022 sebesar 11,86 persen. TPK tersebut mengalami penurunan 23,78 poin jika dibandingkan dengan periode Desember 2021 yang tercatat sebesar 35,64 persen.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Akomodasi Lainnya di Provinsi Sulawesi Barat periode Januari 2022 sebesar 14,54 persen. TPK tersebut mengalami penurunan 4,60 poin jika dibandingkan dengan periode Desember 2021 yang tercatat sebesar 19,14 persen.
Rata-Rata lama menginap tamu nusantara periode Januari 2022 pada Hotel Klasifikasi Bintang tercatat sebesar 1,00 hari atau mengalami penurunan sebesar 0,18 poin jika dibandingkan periode Desember 2021 yang tercatat sebesar 1,18 hari. Sementara itu rata-rata lama menginap tamu asing sebesar 5,45 hari atau mengalami peningkatan sebesar 5,45 poin jika dibandingkan bulan lalu yang tidak tercatat adanya tamu asing.
Rata-rata jumlah tamu per kamar Hotel Klasifikasi Bintang pada periode Januari 2022 tercatat sebesar 1,94 orang atau mengalami peningkatan sebesar 0,05 poin jika dibandingkan periode Desember 2021 yang tercatat sebesar 1,89 orang.
Rata-rata jumlah tamu per kamar Akomodasi Lainnya pada periode Januari 2022 tercatat sebesar 1,09 orang atau mengalami penurunan sebesar 0,76 poin jika dibandingkan periode Desember 2021 yang tercatat sebesar 1,85 orang.
IV. Jumlah Pesawat datang pada Januari 2022 sebanyak 63 pesawat, mengalami penurunan 11,27 persen dibanding Desember 2021
Jumlah penumpang pesawat yang berangkat pada bulan Januari 2022 tercatat sebanyak 2.566 penumpang, mengalami penurunan sebesar 4,61 persen dibanding Desember 2021 yang tercatat sebesar 2.690 penumpang.
Jumlah penumpang pesawat yang datang pada bulan Januari 2022 tercatat sebanyak 2.265 penumpang, mengalami penurunan sebesar 16,70 persen dibanding Desember 2021 yang tercatat sebesar 2.719 penumpang.
Jumlah penumpang kapal yang berangkat pada bulan Januari 2022 tercatat sebanyak 716 penumpang, mengalami kenaikan sebesar 9,15 persen dibanding Desember 2021 yang tercatat sebesar 656 penumpang.
Jumlah penumpang kapal yang datang pada bulan Januari 2022 tercatat sebanyak 444 penumpang, mengalami penurunan sebesar 22,38 persen dibanding Desember 2021 yang tercatat sebesar 572 penumpang.
V. Selama Januari 2022 nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat mencapai US$70,01 juta, Naik 12,61 persen dibanding nilai pada Desember 2021
Nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat pada Januari 2022 mencapai US$70,01 juta, naik 12,61 persen dibanding Desember 2021. Kondisi yang sama jika dibandingkan bulan Januari 2021 dimana terjadi kenaikan sebesar 11,72 persen.
Lemak & minyak hewani/nabati merupakan komoditas ekspor utama Provinsi Sulawesi Barat selama bulan Januari 2022 dengan kontribusi 91,65 persen dari total ekspor Provinsi Sulawesi Barat.
Pakistan, Filipina, dan China menjadi negara tujuan utama ekspor Provinsi Sulawesi Barat selama Januari 2022.
Secara kumulatif, nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat naik sebesar 11,72 persen, dari US$ 62,67 juta (Januari-Januari 2021) menjadi US$70,01 juta (Januari-Januari 2022).
Selama bulan Januari 2022, impor Provinsi Sulawesi Barat tercatat sebesar US$0,64 juta.
Negara pengimpor adalah Singapura, dengan komoditas impor adalah bahan bakar mineral.
Selama periode Januari-Januari 2022, nilai impor Provinsi Sulawesi Barat mengalami peningkatan naik US$0,64 juta jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tidak tercatat adanya kegiatan impor.
Data statistik perdagangan luar negeri, merupakan hasil kompilasi data transaksi perdagangan antar negara, baik transaksi ekspor maupun impor. Data statistik ekspor merupakan data realisasi dari transaksi perdagangan yang bersumber pada dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Sedangkan data statistik impor, bersumber pada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Dokumen disahkan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC). Dalam penyusunannya, jenis komoditas dikelompokkan berdasarkan klasifikasi Harmonized System (HS) sebagaimana pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI). Disamping itu, juga berisi informasi mengenai lalu lintas transportasi perdagangan di pelabuhan muat barang ekspor ke negara tujuan dan pelabuhan bongkar dari negara asal barang impor.
VI. Pada 2021, luas panen padi diperkirakan sebesar 59,76 ribu hektar dengan produksi sebesar 311,07 ribu ton GKG
Luas panen padi pada 2021 diperkirakan sebesar 59,76 ribu hektar, mengalami penurunan sebanyak 5,06 ribu hektar atau 7,81 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 64,83 ribu hektar.
Produksi padi pada 2021 diperkirakan sebesar 311,07 ribu ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 33,98 ribu ton GKG atau 9,85 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 345,05 ribu ton GKG.
Produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sebesar 178,66 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 19,51 ribu ton atau 9,85 persen dibandingkan produksi beras di 2020 yang sebesar 198,17 ribu ton.