Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat telah merilis beberapa indikator strategis terkini, terkait indeks harga konsumen/inflasi April 2021, nilai tukar petani April 2021, perkembangan pariwisata dan transportasi Maret 2021, serta perkembangan perdagangan luar negeri Maret 2021. Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Agus Gede Hendrayana Hermawan, dalam live streaming Senin, 3 Mei 2021.
Berikut disampaikan ringkasan data-data tersebut:
I. April 2021, Mamuju Deflasi 0,21 persen
• Pada April 2021, Mamuju mengalami deflasi sebesar 0,21 persen. Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,70 persen; kelompok kesehatan 0,95 persen; kelompok transportasi 0,03 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,38 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki 0,49 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,07 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,33 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,81 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,14 persen.
• Tingkat perubahan indeks tahun kalender pada April 2021 di Mamuju mencatatkan terjadinya inflasi 2,72 persen dan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (April 2021 terhadap April 2020) menunjukkan adanya inflasi 2,84 persen.
• Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan April 2021, menunjukkan bahwa 72 kota mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu sebesar 1,31 persen dan terendah di Yogyakarta sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,26 persen dan terendah di Tanjung Pandan sebesar 0,02 persen.
II. April 2021, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat sebesar 118,86. Naik 1,57% dibandingkan Maret 2021
• NTP adalah perbandingan It terhadap Ib yang digunakan untuk menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
• Mulai Januari 2020 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dari tahun dasar 2012=100 menjadi tahun dasar 2018=100. Kedua jenis indeks tersebut merupakan komponen dalam penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP). Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola produksi, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan. Pada tahun dasar 2018=100 terjadi peningkatan cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib dibandingkan dengan tahun dasar 2012=100.
• NTP Sulawesi Barat April 2021 sebesar 118,86 atau naik 1,57 persen dibandingkan NTP Maret 2021. Kenaikan NTP disebabkan oleh peningkatan It yang cenderung lebih tinggi dibanding peningkatan Ib. It meningkat 1,99 persen sementara Ib hanya meningkat 0,42 persen.
• NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 102,35; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 109,84; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 135,38; Subsektor Peternakan (NTP-T) 96,62; dan Subsektor Perikanan (NTNP) 105,60.
• Untuk skala nasional, NTP Bulan April 2021 sebesar 102,93; turun sebesar 0,35 persen dibandingkan Bulan Maret, dan mengalami perubahan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,27 persen.
III. Maret 2021, TPK Hotel Klasifikasi Bintang Naik 11,44 poin dibanding Bulan Sebelumnya dan Jumlah Penerbangan Berangkat Turun 50,38 % Jumlah Penerbangan Datang Turun 49,62 %
• Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang di Sulawesi Barat periode Maret 2021 sebesar 31,38 persen. TPK tersebut mengalami peningkatan 11,44 poin jika dibandingkan dengan periode Februari 2021 yang tercatat sebesar 19,94 persen.
• Rata-Rata lama menginap tamu Nusantara periode Maret 2021 pada Hotel Klasifikasi Bintang tercatat selama 1,06 hari atau mengalami kenaikan sebesar 0,04 hari jika dibandingkan periode Februari 2021 yang tercatat selama 1,02 hari. Sementara untuk tamu asing, belum ada tamu asing yang datang berkunjung ke Sulawesi Barat. Sehingga rata-rata lama menginap tamu asing masih sama dengan bulan sebelumnya yaitu 0 hari.
• Rata-rata jumlah tamu per kamar pada Hotel Klasifikasi Bintang pada periode Maret 2021 tercatat sebanyak 1,91 orang atau mengalami penurunan sebesar 0,03 orang jika dibandingkan periode Februari 2021 yang tercatat sebanyak 1,94 orang.
• Jumlah penerbangan yang berangkat selama periode bulan Maret 2021 tercatat sebanyak 66 unit pesawat. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 50,38 persen jika dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2021 yang tercatat sebanyak 133 unit pesawat. Sedangkan jumlah penerbangan yang datang selama periode Maret 2021 tercatat sebanyak 66 unit pesawat dimana jumlah ini tercatat mengalami penurunan sebesar 49,62 persen jikadibandigkan bulan Februari 2021 yang tercatat sebesar 131 unit pesawat.
• Jumlah kunjungan kapal melalui pelabuhan di Sulawesi Barat selama periode bulan Maret 2021 sebanyak 262 unit kapal. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 59,76 persen jika dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2021 yang tercatat sebanyak 164 unit kapal.
IV. Selama Maret 2021 nilai ekspor Sulawesi Barat mencapai US$53,80 juta, naik 70,42 persen dibanding nilai pada Februari 2021. Tidak ada impor barang pada bulan Maret 2021
•Nilai ekspor Sulawesi Barat pada Maret 2021 mencapai US$53,80 juta, naik 29,74 persen dibanding Maret 2020 dan juga naik 70,42 persen dibanding Februari 2021.
•Lemak & minyak hewani/nabati serta berbagai produk kimia merupakan komoditas ekspor utama Provinsi Sulawesi Barat selama Maret 2021.
•Bangladesh, Filipina dan China menjadi negara tujuan utama ekspor Sulawesi Barat selama Maret 2021.
•Secara kumulatif, nilai ekspor Sulawesi Barat naik sebesar 10,49 persen, dari US$133,99 juta (Januari-Maret 2020) menjadi US$148,04 juta (Januari-Maret 2021).
•Sulawesi Barat tidak melakukan kegiatan impor selama Maret 2021. Keadaan ini sama dengan Maret 2020. Namun, jika dibandingkan Februari 2021, terjadi penurunan sebesar US$0,393 juta.
•Secara kumulatif, nilai impor periode Januari-Maret 2021 mengalami peningkatan US$ 0,001 Juta dibandingkan Januari-Maret 2020.