Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat telah merilis beberapa indikator strategis terkini, terkait indeks harga konsumen/inflasi Februari 2021, nilai tukar petani Februari 2021, perkembangan pariwisata dan transportasi Januari 2021, serta luas panen dan produksi padi 2020. Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Agus Gede Hendrayana Hermawan, dalam live streaming Senin 1 Maret 2021.
Berikut disampaikan ringkasan data-data tersebut:
I. Februari 2021, Mamuju Inflasi 1,12 persen.
• Pada Februari 2021, Mamuju mengalami inflasi sebesar 1,12 persen. Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 2,32 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,03 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,05 persen; kelompok kesehatan 0,23 persen; kelompok transportasi 2,15 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,03 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,70 persen.
• Tingkat perubahan indeks tahun kalender pada Februari 2021 di Mamuju mencatatkan terjadinya inflasi 2,57 persen dan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (Februari 2021
terhadap Februari 2020) menunjukkan adanya inflasi 3,58 persen.
• Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan Februari 2021, menunjukkan bahwa 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 1,12 persen dan terendah di Tasikmalaya dan Sumenep masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,55 persen dan terendah di Malang dan Tarakan masing-masing sebesar 0,01 persen.
II. Februari 2021, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat sebesar 116,67. Turun 0,21% dibandingkan Januari 2021.
• Mulai Januari 2020 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dari tahun dasar 2012=100 menjadi tahun dasar 2018=100. Kedua jenis indeks tersebut merupakan komponen dalam penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP). Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola produksi, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan. Pada tahun dasar 2018=100 terjadi peningkatan cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib dibandingkan dengan
tahun dasar 2012=100.
• NTP adalah perbandingan It terhadap Ib yang digunakan untuk menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
• NTP Sulawesi Barat Februari 2021 sebesar 116,67 atau turun 0,21 persen dibandingkan NTP Januari 2021. Penurunan NTP disebabkan It naik sebesar 0,34 persen dan Ib naik sebesar 0,56 persen.
• NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 101,83; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 109,31; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 131,58; Subsektor Peternakan (NTP-T) 97,16; dan Subsektor Perikanan (NTN) 103,31.
• Untuk skala nasional, NTP Bulan Februari 2021 sebesar 103,10; turun sebesar 0,15 persen dibandingkan Bulan Januari, dan mengalami perubahan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,17 persen.
III. Januari 2021, TPK Hotel Klasifikasi Bintang 17,23 Persen dan Jumlah Penerbangan Naik 425,45 persen
• Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang di Sulawesi Barat periode Januari 2021 sebesar 17,23 persen. TPK tersebut mengalami penurunan 32,31 poin jika dibandingkan dengan periode Desember 2020 yang tercatat sebesar 49,54 persen.
• Rata-Rata lama menginap tamu Nusantara periode Januari 2021 pada Hotel Klasifikasi Bintang tercatat sebesar 1,08 hari atau mengalami penurunan sebesar 1,09 hari jika dibandingkan periode Desember 2020 yang tercatat sebesar 2,17 hari. Sementara untuk tamu asing, belum ada tamu asing yang datang berkunjung ke Sulawesi Barat. Sehingga rata-rata lama menginap tamu asing masih sama dengan bulan sebelumnya yaitu 0 hari.
• Rata-rata jumlah tamu per kamar pada Hotel Klasifikasi Bintang pada periode Januari 2021 tercatat sebesar 1,87 orang atau mengalami peningkatan sebesar 0,10 orang jika dibandingkan periode Desember 2020 yang tercatat sebesar 1,77 orang.
• Jumlah penerbangan yang datang dan berangkat melalui bandara di Sulawesi Barat selama periode bulan Januari 2021 tercatat sebanyak 289 unit pesawat. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan keadaan bulan Desember 2020 yang tercatat sebanyak 55 unit pesawat.
• Jumlah kunjungan kapal melalui pelabuhan di Sulawesi Barat selama periode bulan Januari 2021 sebanyak 177 unit kapal. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 18,43 persen jika dibandingkan dengan keadaan bulan Desember 2020 yang tercatat sebanyak 217 unit kapal.
IV. Pada 2020, luas panen padi sebesar 64,83 ribu hektar dengan produksi sebesar 345,05 ribu ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras pada 2020 mencapai 197,15 ribu ton.
• Luas panen padi pada 2020 sebesar 64,83 ribu hektar, mengalami kenaikan sebanyak 2,25 ribu hektar atau 3,59 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 62,58 ribu hektar.
• Produksi padi pada 2020 sebesar 345,05 ribu ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 44,91 ribu ton atau 14,96 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 300,14 ribu ton GKG.
• Jika dilihat menurut subround, terjadi peningkatan produksi padi pada subround Mei-Agustus dan September-Desember 2020, yaitu masing-masing sebesar 21,19 ribu ton GKG (21,87 persen) dan 72,99 ribu ton GKG (147,51 persen) dibandingkan 2019. Penurunan hanya terjadi pada subround Januari-April, yakni sebesar 49,27 ribu ton GKG (32,04 persen).
• Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 sebesar 197,15 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 25,66 ribu ton atau 14,96 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 171,49 ribu ton.
• Potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 124,84 ribu ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 20,33 ribu ton atau 19,45 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 104,51 ribu ton GKG.