Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat telah merilis beberapa indikator strategis terkini, terkait indeks harga konsumen/inflasi Desember 2020, nilai tukar petani Desember 2020, serta perkembangan pariwisata dan transportasi November 2020. Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Agus Gede Hendrayana Hermawan, dalam live streaming Senin (04/01)
Berikut disampaikan ringkasan data-data tersebut:
I. Desember 2020, Mamuju Inflasi 0,30 persen
• Pada Desember 2020, Mamuju mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok
pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,44 persen; pakaian dan alas kaki 0,30 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,53 persen; kesehatan 1,63 persen; transportasi 0,49 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,15 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,09 persen.
• Tingkat perubahan indeks tahun kalender dan perubahan indeks tahun ke tahun pada Desember 2020 di Mamuju mencatatkan terjadinya inflasi 1,78 persen.
• Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan Desember 2020, menunjukkan bahwa 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,87 persen dan terendah di Tanjung Selor sebesar 0,05 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar 0,26 persen dan terendah di Ambon sebesar 0,07 persen. Mamuju menempati urutan ke-71 dari 87 kota yang mengalami inflasi.
II. Desember 2020, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat sebesar 115,30. Naik 1,96% dibandingkan November 2020
• Mulai Januari 2020 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dari tahun dasar 2012=100 menjadi tahun dasar 2018=100. Kedua jenis indeks tersebut merupakan komponen dalam penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP). Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola produksi, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan. Pada tahun dasar 2018=100 terjadi peningkatan cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib dibandingkan dengan tahun dasar 2012=100.
• NTP adalah perbandingan It terhadap Ib yang digunakan untuk menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
• NTP Sulawesi Barat Desember 2020 sebesar 115,30 atau naik 1,96 persen dibandingkan NTP November 2020. Peningkatan NTP disebabkan It naik sebesar 2,02 persen dan Ib naik sebesar 0,06 persen.
• NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 102,06; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 110,99; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)
129,03; Subsektor Peternakan (NTP-T) 97,87; dan Subsektor Perikanan (NTN) 99,56.
• Untuk skala nasional, NTP Bulan Desember 2020 sebesar 103,25; naik sebesar 0,37 persen dibandingkan Bulan November 2020, dan mengalami perubahan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,58 persen.
III. November 2020, TPK Hotel Klasifikasi Bintang 43,08 Persen dan Jumlah Penerbangan Stabil
• Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang di Sulawesi Barat periode November 2020 sebesar 43,08 persen. TPK tersebut mengalami kenaikan 6,88 poin jika dibandingkan dengan periode Oktober 2020 yang tercatat sebesar 36,20 persen.
• Rata-Rata lama menginap tamu Nusantara periode November 2020 pada Hotel Klasifikasi Bintang tercatat sebesar 1,84 hari atau mengalami penurunan sebesar 0,23 hari jika dibandingkan periode Oktober 2020 yang tercatat sebesar 2,07 hari. Sementara untuk tamu asing, belum ada tamu asing yang datang berkunjung ke Sulawesi Barat. Sehingga rata-rata lama menginap tamu asing masih sama dengan bulan sebelumnya yaitu 0 hari.
• Rata-rata jumlah tamu per kamar pada Hotel Klasifikasi Bintang pada periode November 2020 tercatat sebesar 2,14 orang atau mengalami penurunan sebesar 0,20 orang jika dibandingkan periode Oktober 2020 yang tercatat sebesar 1,68 orang.
• Jumlah penerbangan yang datang dan berangkat melalui bandara di Sulawesi Barat selama periode bulan November 2020 tercatat sebanyak 53 unit pesawat. Jumlah ini tidak
mengalami perubahan jika dibandingkan dengan keadaan bulan Oktober 2020 yang juga tercatat sebanyak 53 unit pesawat.
• Jumlah kunjungan kapal melalui pelabuhan di Sulawesi Barat selama periode bulan November 2020 sebanyak 234 unit kapal. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 13,33 persen jika dibandingkan dengan keadaan bulan Oktober 2020 yang tercatat sebanyak 270 unit kapal.
IV. Pola utama distribusi perdagangan komoditas beras dan cabai merah memiliki dua rantai utama sedangkan komoditas bawang merah dan daging ayam ras memiliki tiga rantai utama
• Pola utama distribusi perdagangan di Sulawesi Barat:
1. Beras: Produsen → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir.
2. Cabai merah: Petani → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir.
3. Bawang merah: Luar Provinsi → Pedagang Grosir → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir.
4. Daging ayam ras: Produsen → Pedagang Grossir → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir.
• Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) beras di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019 sebesar 22,23 persen; cabai merah 28,77 persen; bawang merah 61,16 persen; dan daging ayam ras 49,87 persen.