Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat telah merilis beberapa indikator strategis terkini, terkait indeks harga konsumen/inflasi Oktober 2020, nilai tukar petani Oktober 2020, perkembangan pariwisata dan transportasi September 2020 dan Luas Panen dan Produksi Padi 2020. Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat, Agus Gede Hendrayana Hermawan, dalam live streaming Senin (02/11)
Berikut disampaikan ringkasan data-data tersebut:
I.Oktober 2020, Mamuju Deflasi 0,33 persen
• Pada Oktober 2020, Mamuju mengalami deflasi sebesar 0,33 persen. Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,51 persen; pakaian dan alas kaki 0,98 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,05 persen; transportasi 0,28 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,23 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,21 persen.
•Tingkat perubahan indeks tahun kalender pada Oktober 2020 di Mamuju adalah mencatatkan terjadinya inflasi 1,40 persen dan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (Oktober 2020 terhadap Oktober 2019) menunjukkan adanya inflasi 2,21 persen.
•Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan Oktober 2020, menunjukkan bahwa 66 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. lnflasi Tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen dan terendah di DKI Jakarta, Jember, Bekasi, dan Cirebon dengan inflasi masingmasing sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81 persen dan terendah di Surabaya sebesar 0,02 persen. Mamuju Menempati urutan ke-8 dari 24 kota yang mengalami deflasi.
II. Oktober 2020, Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat sebesar 111,80. Naik 1,83% dibandingkan September 2020.
• Mulai Januari 2020 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dari tahun dasar 2012=100 menjadi tahun dasar 2018=100. Kedua jenis indekstersebut merupakan komponen penting dalam penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP). Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola produksi, biaya produksi, dan konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan. Pada tahun dasar 2018=100 terjadi peningkatan cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib dibandingkan dengan tahun dasar 2012=100.
• NTP adalah perbandingan It terhadap Ib yang digunakan untuk menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
• NTP Sulawesi Barat Oktober 2020 sebesar 111,80 atau naik 1,83 persen dibandingkan NTP September 2020. Peningkatan NTP disebabkan It naik sebesar 2,22 persen dan Ib naik sebesar 0,38 persen.
• NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 99,84; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 113,56; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 123,51; Subsektor Peternakan (NTP-T) 97,94; dan Subsektor Perikanan (NTN) 97,66.
• Untuk skala nasional, NTP Bulan Oktober 2020 sebesar 102,25; naik sebesar 0,58 persen dibandingkan Bulan September 2020, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,24 persen.
III. September 2020, TPK Hotel Klasifikasi Bintang 31,31 Persen dan Jumlah Penerbangan Turun 1,96 Persen
• Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Klasifikasi Bintang di Sulawesi Barat periode September 2020 sebesar 31,31 persen. TPK tersebut mengalami kenaikan 0,45 poin jika dibandingkan dengan periode Agustus 2020 yang tercatat sebesar 30,86 persen.
• Rata-Rata lama menginap tamu Nusantara periode September 2020 pada Hotel Klasifikasi Bintang tercatat sebesar 1,43 hari atau mengalami penurunan sebesar 0,55 hari jika dibandingkan periode Agustus 2020 yang tercatat sebesar 1,98 hari. Sementara untuk tamu asing, belum ada tamu asing yang datang berkunjung ke Sulbar. Sehingga rata-rata lama menginap tamu asing masih sama dengan bulan sebelumnya yaitu 0 hari.
• Rata-rata jumlah tamu per kamar pada Hotel Klasifikasi Bintang pada periode September 2020 tercatat sebesar 1,99 orang atau mengalami peningkatan sebesar 0,05 orang jika dibandingkan periode Agustus 2020 yang tercatat sebesar 1,94 orang.
• Jumlah penerbangan yang datang dan berangkat melalui bandara di Sulawesi Barat selama periode bulan September 2020 tercatat sebanyak 50 unit pesawat. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 1,96 persen dibandingkan dengan keadaan bulan Agustus 2020 yang tercatat sebesar 50 unit pesawat.
• Jumlah pelayaran yang datang dan berangkat melalui pelabuhan di Sulawesi Barat selama periode bulan September 2020 sebanyak 268 unit kapal. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 24,65 persen jika dibandingkan dengan keadaan bulan Agustus 2020 yang tercatat sebanyak 215 unit kapal.
IV. Pada 2020, luas panen padi diperkirakan seluas 64,66 ribu hektar dengan produksi sebesar 319,17 ribu ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras pada 2020 diperkirakan mencapai 182,36 ribu ton.
• Luas panen padi di tahun 2020 diperkirakan seluas 64,66 ribu hektar, mengalami kenaikan sebanyak 2,08 ribu hektar atau 3,32 persen dibandingkan 2019 yang seluas 62,58 ribu hektar.
• Produksi padi pada 2020 diperkirakan sebesar 319,17 ribu ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 19,02 ribu ton atau 6,34 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 300,14 juta ton GKG.
• Jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 diperkirakan sebesar 182,36 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 10,87 ribu ton atau 6,34 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 171,49 juta ton.