POTRET PERUMAHAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT (HASIL SUSENAS 2006)
Seng merupakan jenis atap yang paling banyak digunakan oleh rumahtangga di Provinsi Sulawesi Barat, dengan nilai sebesar 63,11% diikuti oleh atap ijuk/rumbia sebesar 30,53%. Penggunaan seng terbesar terdapat di Kabupaten Polewali Mandar dibanding kabupaten lainnya.
Bahan yang paling banyak dijadikan dinding oleh rumahtangga di Provinsi Sulawesi Barat adalah kayu sebesar 67,12%, sedangkan penggunaan tembok hanya sebesar 20,67%.
Rumahtangga di Provinsi Sulawesi Barat sebagian besar memiliki luas lantai antara 20-99 m² sebesar 87,38 persen, dengan komposisi masing-masing luas lantai 20-49 m² sebanyak 49,89% dan luas lantai 50-99 m² sebanyak 37,49%. Selain itu, jenis lantai terluas bukan tanah yang digunakan sebesar 91,17% dan sisanya sebesar 8,83% merupakan tanah.
Lebih dari 40% rumahtangga belum memenuhi salah satu kriteria rumah sehat dan baik yaitu luas lantai perkapita minimal 10 m². Bahkan di Kabupaten Mamasa lebih dari dua pertiganya. o Hanya 64,68% rumahtangga yang telah menikmati listrik (PLN dan Non PLN), selebihnya masih menggunakan petromak (4,55%), pelita (30,34%) dan sumber penerangan lainnya 0,43%.
Air minum yang dikonsumsi rumahtangga di Provinsi Sulawesi Barat umumnya berasal dari sumur terlindung (31,49%) dan mata air (24,23%).
Masih terdapat 20,02% rumahtangga yang memiliki jarak sumber air minum ke tempat pembuangan tinja kurang atau sama dengan 10 meter.